Selasa, 30 Maret 2010

Arti Cinta Orang Tua

Buletin Dakwah Al-Kahfi Edisi 30 tahun IV/03 Rabi’ul Awal 1430H/28 Februari 2009

Dipagi hari yang cerah, kubuka jendela kecil yang berada di kamarku. Kutarik nafas panjang menghirup udara pagi yang segar dan kulihat matahari yang sudah terbit dari arah barat. “Astaghfirullah, ya ampun ! Udah jam 7 pagi. Aduh...waktu subuh udah habis ni.”

Aku membuka pintu kamar pelan - pelan, di depan pintu kulihat bunda sudah berdiri dihadapanku. “Poppy, ini sudah jam berapa ? Lagi- lagi Poppy kesiangan, sholat subuh selalu aja ketinggalan.” Bentak bunda padaku.

Wajahku tertunduk dan tak berani menatap wajah bunda yang sedang marah.

‘”iya bunda, Poppy kesiangan lagi. Maafin Poppy ya bunda!” jawabku pada bunda.

“ya sudah, lain kali bangun cepat ya ! Pergi sana mandi !” ucap bunda pelan. “Iya bunda.” Jawabku sambil menuju kamar mandi.

Setelah selesai mandi, aku menuju meja makan untuk sarapan pagi. ternyata semua sudah kumpul. Sambil memakan nasi goreng, aku mencoba memberanikan diri bertanya kepada ayah dan bunda.

“Yah, boleh nggak Poppy pergi tamasya dengan teman - teman?” tanyaku pada ayah. Baru saja aku menghentikan prtanyaan tadi, “nggak boleh.” Jawab ayah dan bunda serentak.

Sejenak aku langsung terdiam, “aku udah nyangka kalau ayah dan bunda gak bakalan ngizinin aku pergi” Gumamku dalam hati.

“Ngapain pergi tamasya sama teman - teman? kayak kurang kerjaan aja. Pokoknya bunda gak bakalan ngasih izin Poppy pergi. Nanti kalau terjadi apa - apa dengan Poppy, kan ayah dan bunda juga yang repot.” Kata bunda.

“Ya udah, kalau ayah dan bunda gak ngizinin.” Ucapku sebal. “Bukan begitu sayang, Poppy kan anak ayah dan bunda yang paling kecil, jadi ayah gak mau dong kehilangan Poppy.” Ucap ayah pelan. Kutinggalkan meja makan, lalu aku masuk kamar dan menulis sepucuk surat;

Buat: Ayah dan Bunda

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Sebelumnya Poppy minta maaf sama ayah dan bunda kalau selama ini Poppy banyak buat kesalahan. Poppy gak mau ngerepotin ayah dan bunda lagi. Poppy akan pergi dari kehidupan ayah dan bunda. Maafin poppy ya Ayah, Bunda! poppy harus pergi dari rumah ini. JANGAN CARI POPPY LAGI! Wassalam.

Dari: Poppy

“Hei, lagi ngapain sih? serius amat!” Mbak Elvi ngagetin aku, mbak Elvi adalah kakakku stu - satunya.

“Nggak ngapa - ngapain kok.” Jawabkku gagap. “Oh ya, sekarang mbak mau pergi ke kampus nih, mbak pergi dulu ya!” Ucapnya. “Ya!” jawabku pelan.

Setelah itu kukemas bajuku dalam tas sekolah, lalu aku keluar membawa tas dan meninggalkan sepucuk surat diatas tempat tidur. Tanpa sepengetahuan ayah dan bunda, aku meninggalkan rumah.

Satu jam kemudian HP ku berdering dan tertera tulisan ayah dilayarnya. Ternyata ayah yang telpon, nggak kuangkat sampai nada deringnya berhenti sendiri. Setelah itu kumatikan HP ku. “Sepertinya ayah dan bunda sedang mencari Poppy nih, Tri. Please ya Tri, jangan beri tahu ayah dan bunda atau orang lain kalau Poppy berada dirumah Tri.” kumohon pada Tri.

“Iya, Tri gak bakalan kasih tau ayah dan bunda Poppy deh!” Jaawabnya pelan. “Thanks ya Tri!” Ucapku pada Tri.

Tok...tok...tok, terdengar ketukan pintu kamar Tri. “Tri, ini mami.” Ucap mami Tri. “Oh mami, bentar ya mi!” Jawab Tri sambil membuka pintu kamarnya. Mami Tri langsung masuk dan duduk diatas tempat tidur di samping tempatku duduk.

“Poppy, ayah dan bunda kamu ada diluar. Kasihan mereka Pop, mereka mengkhawatirkan keadaan kamu.” Ucap mami Tri dengan lembut. Aku hanya menundukkan wajah ke bawah.

“Ibu sudah tau semua ceritanya kok, ayah dan bunda kamu yang ceritain semuanya.” Tambah mami Tri lagi.

“Jadi.....” belum siap aku berbicara, “Iya, ibu sudah tau semuanya, jadi ibu harap kamu mau pulang kerumah demi ayah dan bunda kamu.” Potong mami Tri. Aku keluar dari kamar Tri dan langsung keruang tamu ditemani Tri dan maminya. Lalu ayah dan bunda memeluk aku. “Maafkan ayah dan bunda ya sayang!” Kata bunda sambil menangis.

“Iya bunda, ayah! Lagian ayah dan bunda gak salah kok. Malahan Poppy yang banyak buat salah sama ayah dan bunda.” Jawabku sambil terisak - isak. “Ayo kita pulang nak!” Ajak ayah padaku. Aku menganggukkan kepala dan setelah itu kami pulang kerumah, setelah berterima kasih pada keluarga Tri. Sampai dirumah jam 1 siang. Kami langsung sholat Dzuhur berjama’ah, bersama ayah, bunda, kak Elvi dan ketiga abangku. Setelah sholat, ayah dan bunda mengajak aku pergi.

“Emang kita mau kemana, bunda?” Tanyaku setelah naik mobil.

“Kita mau kerumah makan 100.” Jawab bunda singkat. “Hore.. asyik nih. Ayo Yah, kita berangkat!” Kataku pada ayah. “Iya, sabar!” Jawab ayah sambil mengeluarkan mobil dari garasi.

“Di tengah perjalanan, “Oh Iya, aku lupa mengaktifkan HP.” Bisikku dalam hati. lalu kuaktifkan HP ku tersebut, dan ada pesan masuk dari jam 12 siang tadi. “Wah, pesan siapa nih?” Gumamku lagi dalam hati. Setelah kubaca, “Thank’s ya Yah, karena udah ngisiin pulsa Poppy!” Ucapku senang.

Ternyata aku telah salah menilai ayah dan bunda selama ini. Samapai - sampai aku pergi dari rumah tanpa izin. Padahal, sebenarnya mereka sangat sayang padaku. Aku berjanji, mulai hari ini dan seterusnya, aku akan membuat mereka bahagia.****

(Dikutip dari kumpulan cerpen anak SYCA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar