Rabu, 28 Juli 2010

Cahaya Itu Jangan Dibiarkan Meredup

"Semut-semut kecil., saya mau tanya., apakah kamu di dalam tanah., tidak kegelapan?" ini adalah penggalan bait sebuah lagu anak-anak, namanye juga anak-anak, iseng aje nanya-nanyain semut. Tapi ada benarnya juga bertanya, dengan bantuan apa koloni semut itu dalam beraktivitas di bawah rongga-rongga tanah? yang kita tahu pastinya disana memang gelap, tidak ada cahaya tembus menerangi. Karena dalam sudut pandang manusia, dalam beraktivitas kita memerlukan cahaya dalam membantu mata kita dapat melihat.

Ketika siang kita dibantu cahaya mentari, ketika malam kita dibantu cahaya rembulan. Lain manusia lain juga dengan semut, Allah SWT menciptakan semut yang tinggalnya di dalam rongga-rongga tanah yang sarat dengan kegelapan tetapi semut masih bisa beraktivitas dalam kegelapannya itu. Itulah kebesaran dan kekuasaan Allah SWT.

Karena sangat perlunya cahaya, akhirnya manusia berfikir bagaimana kalau cahaya matahari dan rembulan itu tidak bisa maksimal dalam membantu mata kita untuk melihat karena cahayanya terhalang atap atau sekat sebuah bangunan. Maka digunakanlah api untuk menerangi, dari dengan cara membuat obor, api unggun, lampu tempel sampai lilin khususnya untuk dimalam hari. Kemudian akhirnya biidznillah manusia menemukan bola lampu, yang sampai saat ini sangatlah berguna bagi kita untuk membantu beraktivitas dalam ruang yang terhalang dari cahaya sinar mentari dan rembulan.

Cahaya mentari, rembulan, obor, lampu tempel, lilin sampai bola lampu itu memang sangatlah diperlukan oleh kita manusia untuk membantu dalam menjalani aktivitas di dunia ini. Cobalah kita berjalan di dalam gelap, tentunya kita tidak akan bisa kecuali kita mendapati cahaya walaupun hanya sedikit. Bersyukurlah kita akan nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita, nikmat mata yang dapat melihat dan nikmat cahaya yang dapat menerangi.

Kita manusia memerlukan cahaya bukan hanya untuk berjalan ketika di dunia, tetapi kita juga amat sangatlah perlu cahaya untuk perjalanan kita menuju ke akhirat. Apa jadinya ketika dalam perjalanan kita menuju akhirat tempat kita hidup untuk selama-lamanya kelak, tidak ada cahaya yang menerangi. Pastinya kita tidak ingin kita tersesat dalam sepanjang perjalanannya, tersesat ke tempat dimana kita tidak menginginkannya.

Hanya ada dua tujuan perjalanan kita menuju akhirat, Surga dan Neraka. Cahaya akan menuntun kita ketempat yang kita sama-sama inginkan yaitu Surga. Karena dengan cahaya kita bisa melihat jalan menuju ke sana. Tetapi ketika kita tidak mendapatkan dan jauh dari cahaya itu maka kita akan tersesat menuju Neraka.

”Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al Hadid:28)

Cahaya itu jangan dibiarkan meredup, meredup dengan banyaknya kemaksiatan yang kita lakukan. Meredup bersamaan dengan lemahnya keimanan kita yang ketika dibiarkan semakin turun kualitasnya. Ketahuilah Keimanan kita itu kadang naik dan kadang turun, Imam Al Ghazali menerangkan bahwa keimanan kita naik ketika kita dalam keta’atan kepada-Nya, dan keimanan kita turun ketika kita asyik terlena dengan kemaksiatan kepada-Nya.

Kembalilah kita kepada sumber cahaya itu yaitu Al Qur’an, dan berdoalah kepada Allah SWT untuk senantiasa diberikan kesempurnaan cahaya pada diri kita dan memohon ampun kepada-Nya. Mumpung kita masih diberi waktu.

”Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Qur’an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (Qs. As Syuura:52)

”Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Qs. At-tahrim:8)

Wallahu a’lam bishshawab

Camp and Out Bond Training ( CONTRA )

Masa remaja merupakan masa pancaroba menuju dewasa. Pada masa tersebut umumnya remaja berusaha untuk mencari teladan terbaik bagi kehidupannya, disamping itu mereka juga berusaha untuk mendapatkan pengakuan akan eksistensi dirinya dihadapan orang lain. Sehingga tidak sedikit kita lihat pada usia tersebut prilaku kawula remaja mengalami perubahan secara drastis. Tentunya perubahan ini jika tidak dikontrol dan diarahkan maka tidak tertutup kemungkinan prilaku menyimpang menjadi pilihan bagi mereka.

Kita semua tentu prihatin dengan kondisi remaja muslim saat ini yang jauh dari harapan Islam itu sendiri. Kita lihat di berbagai media, baik cetak maupun elektronik, maraknya dekadensi moral, penyalahgunaan narkoba, perjudian, pergaulan bebas, premanisme, tawuran, gaya hidup materialis dan hedonis, dan lain sebagainya,
menyebabkan rusaknya moral generasi muda Islam sebagai ujung tombak dalam bangsa ini. Kalaulah seperti itu keadaan remaja muslim, kelak bagaimana masa depan Islam itu sendiri.

Untuk menyikapi hal tersebut Study Club Al Kahfi tampil sebagai agent of change (icon perubahan) demi mengembalikan nilai-nilai islami dalam kehidupan masyarakat, khususnya pelajar dan pemuda yang merupakan sasaran awal dari perubahan tersebut. Walaupun moralitas pemuda saat ini berada dalam dilema, namun dibalik itu ada sebuah harapan sebagaimana sejarah telah menunjukkan bahwa dengan potensi pemuda, wajah sejarah dapat dirobah. Pemudalah yang dapat diharapkan menjadi pengemban amanah masa depan ummat. Untuk itu tidak ada yang dapat dilakukan selain mendidik, membina dan membangun kepribadian pemuda Islam. Sehingga mereka tumbuh menjadi pribadi-pribadi muslim yang tangguh.

Camp And Out Bond Training merupakan salah satu sarana alternatif yang dimunculkan oleh Departemen Kaderisasi Study Club Al Kahfi dalam membentuk karakter pemuda Islam yang ideal disamping juga menumbuhkan sikap patriotisme, ketahanan fisik dan mental dalam menghadapi berbagai ujian dalam kondisi sulit serta rasa senasib sepenanggungan dan cinta tanah air.