Minggu, 28 Maret 2010

Berjihad Dengan Belajar

Buletin Dakwah Al-Kahfi Edisi 28 Tahun III/03 Dzulhijjah 1429 H/01 Desember 2008.

Sejak selepas Maghrib Rahma terus berkutat dengan buku-buku pelajarannya. Besok ada ulangan MM dan tes lisan sejarah, jadi dia harus banyak menghafal rumus-rumus dan angka tahun plus peristiwa yang terjadi. Biasanya dia juga menggunakan cara ini untuk ngedapetin ulangan, tapi kali ini ia terlihat lebih tegang. Apa pasal ? itu lho, di kelasnya ada anak baru yang kayaknya perlu ditundukkan. Soalnya doi arogan banget. Maunya berteman sama yang pinter-pinter terus. Rahma yang “biasa-biasa” saja ingin membuktikan bahwa dia juga bisa kok dapat yang tinggi.

Ya, belajar! Sebuah kata yang telah sangat akrab di telinga kita. Sejak kecil kita belajar berjalan, belajar bicara. Besar sedikit belajar menulis, menggambar, membaca, terus… sampai sekarang. Apa sih sebenarnya belajar itu? Kenapa kita harus belajar dan bagaimana kita belajar ? Kalau kamu mau tahu (sekali lagi harus belajar), yuk kita bahas sama-sama!

Prof. Dr. S. Nasution, MA mengatakan bahwa tidak ada defenisi yang pasti tentang apa sebenarnya belajar itu. Semuanya bergantung pada teori belajar yang dianut. Namun demikian, beliau memberikan beberapa batasan yang mudah dipahami.

Belajar adalah penambahan pengetahuan dengan cara hafalan dan pengertian. Hasil dari belajar diukur dengan ulangan / ujian. Dan defenisi ini, kita bisa lihat kasus Rahma. Rahma yang berusaha mati-matian memasukkan begitu banyak materi hafalannya demi ujiannya besok. Belajar adalah sebagai perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan.

Secara fitrah memang manusia memerlukan belajar. Rasulullah bersabda, “Wahai sekalian manusia, belajarlah ! Sesungguhnya ilmu itu hanya dapat diraih dengan belajar!

Ternyata banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar kita.

1. Kematangan seseorang. Contohnya adalah belajar ilmu eksakta bagi anak usia sekolah dasar. Ini tidak akan berhasil karena kematangan fisiknya dalam hal ini sel-sel otaknya belum memadai untuk mengolah bahan yang dianggap rumit.

2. Kecerdasan. Ada orang yang sekali lihat, sekali dengar, akan cukup berarti bagi ingatannya. Ada yang harus mengulang berkali-kali agar selalu ingat.

3. Mengikuti ulangan/ujian. Apa gunanya kita mengikuti ujian ? Tentu saja bukan hanya untuk dapat nilai bagus kemudian bersyukur (atau malah bangga ?), tetapi ini berguna melatih kita menggunakan pengetahuan kita.

4. Motivasi. seseorang yang memiliki motivasi yang jelas tentu akan lebih berhasil daripada yang tidak memiliki motivasi. Karena motivasi menentukan arah menuju tujuan. Tentu saja tujuan-tujuan kita berbingkai mecapai ridho Allah ! Oke….

5. Kepribadian. Lingkungan kesempatan, sarana-sarana belajar dan masih banyak lagi yang menentukan sukses tidaknya belajar kita.

Dengan melihat faktor-faktor yang mempengarugu keberhasilan belajar, kita dapat meraba hambatan-hambatan apa yang mungkin kita hadapi. Mungkin kita juga pernah MERASA UDAH BELAJAR KERAS, TAPI HASILNYA JEBLOK! Wajar saja kalau kita merasa sedih dan kecewa. Ujung-ujungnya : BUAT APA BELAJAR ? Wah, kalau setiap siswa berkesimpulan seperti itu bisa berabe dong !

Akhirnya, sekolah cuma buat formalitas, hadir di kelas sekedar kewajiban dan mengerjakan tugas sekenanya (kalau udah kayak gitu, engga salah dong kalau kamu disebut sebagai makhluk pasif yang engga punya motivasi, engga punya tujuan jelas, engga tau target apa yang harus dicapai dalam beraktivitas, Iya ngga).

Nah, nggak ada salahnyakan kalau kita mulai mengoreksi cara belajar kita selama ini, barang kali kita cenderung mengartikan belajar dengan mendekam di kamar dan tenggelam dalam timbunan buku-buku. Ih serem dech ! atau kita salah pasang niat, atau belajar yang full stress. Kalau model belajar kita udah banyak salahnya, ditanggung engga bakalan sukses deh!.

She ngomong-ngmong udah punya jurus jitu belum ? kalau belum enggak usah maludeh nyontek jurus-jurus belajar di bawah ini. Ups…. Maaf. Hanya mengingatkan kembali, saya yakin kita sudah melakukannya, tapi…. tidak disiplin n tidak berkelanjutan ??? Selamat mencoba, moga sukses!

1) Camkan tujuan belajar karena Allah semataKita belajar karena mencari ridho Allah, karena kita yakin Allah akan menempatkan orang-orang yang berilmu pada derajat tinggi, karena kita tahu Allah akan membalasi setiap usaha keras dengan setimpal, karena kita ingin disayang Allah.

2) Tetapkan target belajar. Kita perlu tahu apa yang ingin kita raih, kita kuasai, dan kita fahami. Buatlah daftarnya. Misalnya, setelah menekuni rumus-rumus fisika, kita kudu bisa menyelesaikan soal type kayak gini, etc.

3) Biasakan belajar secara teratur, rutin dan kontiniu. Jadikan kegiatan belajar sebagai suatu kebutuhan, bukan kewajiban semata, jangan kalau mau mid/semesteran aja.

4) Mengapa sih belajar mesti terikat dengan tempat ? Kenapa kita engga coba untuk berada dalam kondisi belajar dimana saja ? kenapa kita baru merasa bisa belajar kalau berada di kamar, di depan meja, dl? Padahal belajar bisa dimana aja.

Bentar lagikan, kita mau ujian semester. So, mari kita persiapkan yuk, mulailah dari saat ini juga, jangan ampe begadang di malam ujian, n akhirnya ngantuk n puyeng dech akhirnya….Oke…. lomba yuk….jadi MUJAHID agar kita mendapatkan tempat yang istimewa dihadapan Allah.

By: Surya Elika Sari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar