Minggu, 13 Februari 2011

Wooow... Membaca Al-Qur'an Dapat Mencerdaskan Otak!!

Menurut hasil, penelitian ternyata membaca Al Qur’an sehabis maghrib dan sesudah subuh itu dapat meningkatkan kecerdasan otak sampai 80 % , karena di sana ada pergantian dari siang ke malam dan dari malam kesiang hari di samping itu ada tiga aktifitas
sekaligus , membaca , melihat dan mendengar .

“Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang kuat ingatan atau hafalannya. Di antaranya, menyedikitkan makan, membiasakan melaksanakan ibadah salat malam, dan membaca Alquran sambil melihat kepada mushaf”. Selanjutnya ia berkata,… “Tak ada lagi bacaan yang dapat meningkatkan terhadap daya ingat dan memberikan ketenangan kepada seseorang kecuali membaca Alqur’an”. Ungkap Dr. Al Qadhi.

Dr. Al Qadhi, melalui penelitiannya yang panjang dan serius di Klinik Besar Florida Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat Alquran, seorang Muslim, baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan fisiologis yang sangat besar.

Penurunan depresi, kesedihan, memperoleh ketenangan jiwa, menangkal berbagai macam penyakit merupakan pengaruh umum yang dirasakan orang-orang yang menjadi objek penelitiannya. Penemuan sang dokter ahli jiwa ini tidak serampangan. Penelitiannya ditunjang dengan bantuan peralatan elektronik terbaru untuk mendeteksi tekanan darah, detak jantung, ketahanan otot, dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik. Dari hasil uji cobanya, ia berkesimpulan, bacaan Alquran berpengaruh besar hingga 97% dalam melahirkan ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit.
Dalam laporan sebuah penelitian yang disampaikan dalam Konferensi Kedokteran Islam Amerika Utara pada tahun 1984, disebutkan, Alquran terbukti mampu mendatangkan ketenangan sampai 97% bagi mereka yang men dengarkannya.

Kesimpulan hasil uji coba tersebut diperkuat lagi oleh penelitian Muhammad Salim yang dipublikasikan Universitas Boston. Objek penelitiannya terhadap 5 orang sukarelawan yang terdiri dari 3 pria dan 2 wanita. Kelima orang tersebut sama sekali tidak mengerti bahasa Arab dan mereka pun tidak diberi tahu bahwa yang akan diperdengarkannya adalah Alqur’an.

Penelitian yang dilakukan sebanyak 210 kali ini terbagi dua sesi, yakni membacakan Alquran dengan tartil dan membacakan bahasa Arab yang bukan dari Alqur’an. Kesimpulannya, responden mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika mendengarkan bacaan Alquran dan mendapatkan ketenangan hanya 35% ketika mendengarkan bahasa Arab yang bukan dari Alqur’an.

Alquran memberikan pengaruh besar jika diperdengarkan kepada bayi. Hal tersebut diungkapkan Dr. Nurhayati dari Malaysia dalam Seminar Konseling dan Psikoterapi Islam di Malaysia pada tahun 1997. Menurut penelitiannya, bayi yang berusia 48 jam yang kepadanya diperdengarkan ayat-ayat Alquran dari tape recorder menunjukkan respons tersenyum dan menjadi lebih tenang.

Jika mendengarkan musik klasik dapat memengaruhi kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ) seseorang, bacaan Alquran lebih dari itu. Selain memengaruhi IQ dan EQ, bacaan Alquran memengaruhi kecerdasan spiritual (SQ).

Mahabenar Allah yang telah berfirman, “Dan apabila dibacakan Alquran, simaklah dengan baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat” (Q.S. 7: 204). Dan, “Ingatlah, hanya dengan berdzikir kepada Allah-lah hati menjadi tentram” (Q.S. 13: 28).

sumber: http://forum.vivanews.com/showthread.php?t=66317

Sabtu, 12 Februari 2011

Valentine's Day? Mestikah?

Tanggal 14 Februari, emang hari apa?

Ada yg tau ga? Saya taunya 14 Februari 2011 itu hari SENIN...

Tapi ada yg punya tradisi lain nih...



Emang hampir seluruh negeri, ada tradisi tukar menukar guling eh salah ding..., gula-gula, bunga, cokelat, dan hadiah atas nama hari Valentine. Gak hanya itu lho, remaja di negeri kita juga saling nyatakan cinta, bikin puisi yang romantis, dan lagu yang menyentuh hati demi sang pujaan hati. Ngomongin soal lagu yang menyentuh, tahu kan contohnya? Yup bener, lagu Indonesia Raya. Hehehe. Udah deh, jangan diterusin lagi. Cukup situ aja. Nanti mikir yang enggak-enggak. Memang sih, masih banyak lagi hal lain yang dilakukan pas hari itu, apalagi buat yang punya gebetan, atau lagi bikin rencana counter attack untuk nge-gol-in ungkapan rasa hati, yang selama ini telah terpendam jauh di lubuk sanubari. Glodak...

Tapi udah ah, bikin boros tulisan. Hehe. By the way, tahukah kita siapa Mas Valentine ini? Ada gak sih hubungannya ama pembalap Valentino Rosi? Atau jangan-jangan dia saudaraan ama Tukul Arwana. Hus... ngawur banget tuh. Ya enggaklah. Sobat, memang sih, konon sejarah Valentine ini penuh misteri. Identik ama Kolor Ijo..penuh misteri juga. Hehe. En, hal ini membuat diri kita memiliki pertanyaan besar, kenapa sih banyak remaja yang ngerayain hal ini? Tentunya berbagai sejarah dan sebab musabab Valentine’s Day, bakal kita kupas kulitnya. Yuk, saatnya kita telanjangi si Valentine, eit...sejarah Valentine.

Valentine dan Pernak-perniknya (Sejarah Valentine Tau Gak?)

Sobat, sejarah tentang siapa tuh Valentine dan orang-orang di sekelilingnya memang sedikit banget diungkap. Tapi yang pasti, dilihat dari namanya aja, kita ngerti lho kalo dia bukan seorang muslim. Kecuali kalo namanya Abdullah, Ahmad, atau Rosyid hehe...nah pembahasannya kalo yang ini lain lagi. Paling tidak, berdasar info yang kita sidik, menurut Gereja Agama Katolik ada sedikitnya tiga sejarah yang berbeda soal latar belakang si Valentine atau Valentinus ini.

Legenda pertama nyebutin kalo Valentine adalah seorang pendeta yang melayani Claudius II pada abad ketiga di Roma. Pada suatu saat, Kaisar Claudius II menetapkan wamil buat pemuda yang gak punya istri, dan gak sah, bila ada orang yang menikah pada saat wamil itu. Sst..ngerti gak apa itu wamil, bukan wanita hamil lho ya. Yup, wamil tuh wajib militer. Nah, si Valentine nentang keputusan Kaisar dan tetap melaksanakan perkawinan bagi sepasang muda-mudi saat itu secara rahasia. Saat perbuatan Valentine diketahui Claudius, maka dia murka dan menetapkan hukuman mati bagi pendeta Valentine.

Legenda lain menyatakan bahwa Valentine mungkin telah dibunuh karena mencoba membantu beberapa penganut Kristen yang melarikan diri dari Penjara Roma, karena penjara tersebut ga manusiawi. Mereka sering dipukuli dan disiksa.

Legenda yang ketiga nyebutin kalo Valentine sendirilah yang pertama kali mengirim kartu ucapan kasih sayang. Saat di penjara, ia jatuh cinta pada putri seorang sipir penjara, yang sering mengunjungi Valentine selama di penjara. Sebelum dia dihukum mati, dia menulis surat terakhir bagi kekasihnya, dengan ungkapan yang sangat familiar hingga saat ini, yaitu "from your Valentine". Nah, ungkapan Valentine tadi, hingga saat ini sangat tersohor dan sangat dihormati di negara-negara eropa khususnya Inggris dan Perancis.

Seiring berjalannya waktu, Valentine’s Day hampir menjadi buah bibir muda-mudi seluruh dunia. Apalagi ama blow up dari media masa yang njanjiin nuansa serba pink di bulan Februari. Malah membuat suasana Valentine’s Day makin hot aja. Ya bener, panas. Gimana sih panasnya? Gampang kok, tinggal berdiri di siang bolong jam 1, sambil nggoreng cabai dan ngulek bawang merah di tengah lapangan. Di jamin bakal hot abis. Nah, seperti itu pula suasana Valentine’s Day. Terlepas benar atau tidaknya perayaan itu. Nampaknya bakal seru banget, kalo ga ksedikit yang ngedukung. Mulai dari omongan siswa di sekolah. Obrolan kecil di bangku kuliah. Iklan dan acara khusus menyambut Valentine’s Day. Karaoke dan klub malam yang menggelar hiburan plus-plus di malam harinya. Hingga pedagang asongan yang jualan mawar merah dan coklat kecil berbungkus plastik, udah menjadi icon maraknya dukungan menjelang perayaan hari merah hati sedunia itu. Tapi ingat lho, belum tentu yang banyak itu bener. Iya kan?

Lho, tapi kan yang ngedukung banyak. Itu kan nunjukin kalo perayaan itu ga salah. Eits...sabar dulu frend. Sebenarnya nih ya, sebagian besar media apalagi tempat hiburan tuh, ngedukungnya gak murni karena mereka ngerti asal muasalnya Val Day. Tapi, apalagi kalo bukan karena uang dan uang. He-em. Kapan lagi mereka bisa ngeruk keuntungan segede-gedenya kalo gak ada momen seakbar Valentine’s Day. Di momen lain pun sebenarnya sama lho. Ingat kan pas bulan Ramadhan, pengusaha tempat hiburan, plaza dan media masa ngeblow up segala hal yang berhubungan dengan Ramadahan. Demikian juga pas hari Idul Fitri, natal, tahun baru, dan berbagai momen lain yang sukses banget ngeraup rupiah. Seakan-akan ketika para pengusaha melihat pemuda-pemudi, yang mereka lihat bukan sosok remajanya, tapi sekarung uang yang lagi berjalan. Yup, kalo udah lihat duit numpuk, pupilnya langsung berakomodasi maksimum. Toeng....

Cita-cita para pengusaha yang lagi dimabuk duit, diamini ama keinginan remaja yang menggebu untuk ngerayain Val Day. Masih berlum sreg? Hal ini ditambah ama sifat remaja yang seneng ngikut bareng kalo ada yang rame. Ada pesta, ngikut. Ada syukuran, nimbrung. Ada makan-makan, nebeng. Sampe ada tabrak lari, pengen lihat. Gitu deh sifat remaja. Mereka seneng banget kalo ada teman yang senasib dan sepenanggungan. Gak percaya? Coba deh, pas ulanganmu dapat jelek, kamu pasti nanya ama temen-temenmu, ”Eh ulanganmu dapat berapa?” Tuh, contoh yang gak jauh amat. Berarti yang sering nanya seperti itu tuh hasil ulangannya AT alias Ancur Total. Hehe.

Sobat, terbukti kan kalo remaja happy sekali kalo ada teman dan rekan yang senasib ama dia. Termasuk soal perayaan Valentine’s Day ini. Bagi remaja yang gak ngerayain, mereka bakal feel so bad. Seakan dijauhi ama teman-temannya. Di pikiran mereka akan ada kata-kata “Tidaaaak, jangan jauhi aku!!” Mereka akan dianggap kuper lah, gak gaul, ndeso, katrok, en segunung sebutan buat dirinya. Puas! Puas!! Duh, tak tsobek-tsobek lho. Hehe. Padahal nih ya, gak ada salahnya lho kalo gak nyerayain hari itu. Gak ada ruginya. Yang pasti sebutan seperti itu kan cuma sementara aja. Gak bakal selamanya kok. Meski dibilang gak modern dan gak ikut kemajuan zaman, so what! Justru kita yang harus nyadarin teman-teman kita, khususnya yang muslim dan muslimah. Gak sepantasnya lho kalo mereka ngikut perayaan yang sama sekali gak ada perintahnya dalam Islam. Apalagi sumbernya dari orang-orang non-muslim. Klop banget tuh dosa. Udah kena dosa di masalah iman dan keyakinan, ditambah lagi dengan aksi perayaan yang serba hura-hura dan nyalahi aturan main pergaulan dengan lawan jenis. Numpuk lho dosanya. Di Filipina misalnya, perayaan Valentine’s Day disambut dengan kumpulnya puluhan ribu pasangan remaja yang belum menikah di alun-alun kota. Pas di komando, seluruh pasangan itu saling berciuman, diakhiri dengan tepukan tangan dan pelepasan balon berbentuk hati. Konon acara itu masuk di Guinness Book of Record dengan titel rekor ciuman pasangan terbanyak dan terlama sepanjang sejarah. Dan selebrasi tersebut jadi ide kreatif buat pengusaha klub malam dan diskotik untuk memberi nuansa romance of the night di malam Valentine’s Day. Lagi-lagi pola pikir kapitalis yang main. Sebel.

Valentine? Off the Record!!

Sobat, udah saatnya kita berpikir ulang soal tradisi Valentine’s Day, dan kebiasaan kita yang asal ngikut tanpa ngerti gimana aturan dan konsekuensinya. Sayangnya di dalam benak remaja yang udah keracunan bakteri gaul bebas, hampir udah menutup mata dan telinga soal ajakan kepada kebaikan. Bahkan terkadang dengan mengatasnamakan cinta, sayang dan kesetiaan, ga hanya bergandengan, boncengan, berciuman yang bakal dilakoni. Sang gadis bahkan rela ngorbanin ”mahkota” satu-satunya yang dia miliki demi sang kekasih. Jadi jangan heran kalo di sebuah media masa pernah dikupas bertebarannya kondom seusai pesta Valentine’s Day. Tentunya kamu pada ngeh apa yang terjadi saat itu. Pastinya bukan main golf apalagi karambol. Hehe.

Padahal Rasulullah SAW bersabda, ”Apabila zina dan riba telah merajalela di suatu negeri, maka rakyat di negeri itu sama saja telah menghalalkan dirinya untuk menerima azab Allah.” (HR. At Thabrani, al Hakim dari Ibnu Abbas). Nah, masih ingat kan tsunami yang menggulung Aceh dan Pangandaran, air bah yang menenggelamkan Jember dan banjir yang ngebikin Jakarta lumpuh. Mungkin ini peringatan dari Allah untuk kita lho.

Lagipula, ngapain juga kudu ngungkapin cinta pas Valentine’s Day, kenapa gak di hari-hari yang lain. Suer, ini bikin kita ga habis pikir. Belum lagi omongan dari yang sudah punya gebetan. Dia berkilah kalo di hari Valentine adalah momen yang pas untuk meningkatkan rasa kasih dan sayang untuk si doi. Sobat, tahukah kamu, kalo hal itu akan makin mendekatkan keduanya ke dalam perzinahan. Dan inget lho, pergaulan bebas bukan hanya zina semata, tetapi segala hal yang menggiring remaja kesana, seperti berduaan, berpegangan tangan, berpelukan dan berciuman, semuanya termasuk aktivitas yang diharamkan oleh Islam. Dan akhirnya bukannya cinta suci yang mereka berdua dapat, hanyalah cinta sakit yang semakin menggembung dan membesar. betul kan..?

Rasulullah SAW bersabda, ”Tidak ada dosa yang lebih besar di sisi Allah setelah syirik, dari perbuatan seorang laki-laki yang menumpahkan air maninya pada rahim yang tidak halal baginya.” (HR. Imam Abi Dunya).

Nah sobat, buat kamu yang laki, ikhwan atau cowok, jangan kebawa arus Valentine’s Day dengan mencoba berbagai atraksi yang meramaikan tradisi jahiliyah itu. Apalagi ditambah dengan aksi gaul bebas yang menjurus kedalam perzinahan. Jangan ketipu ama propaganda yang digembar-gemborkan media untuk saling ningkatkan kasih sayang ama si doi di tanggal 14 itu. Seneng di awal, nyesel di belakang.

Untuk kamu yang cewek, ingat lho, pacarmu bukan suamimu. Dia belum halal bagimu. Jangan muda jatuh dalam rayuan gombal si ganteng yang mencoba meraih satu sentimeterpun bagian dirimu. Apalagi mau ngorbanin satu-satunya ”masa depanmu”. Mungkin di sini dia mau ngomong, ”Aku akan bertanggung jawab.” Itu sih di dunia non, lain lagi kalo di akhirat. Kita bakal mempertanggungjawabkan perbuatan kita sendiri-sendiri.

Allah SWT berfirman, ”...dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali.....” (QS. Al An’aam : 164).

Buat Ayah dan Ibu, tolong jagalah buah hati kalian. Sesungguhnya tanggung jawab anak ada di pundak kalian. Keluarga adalah pilar iman yang kokoh untuk melindungi anak dari dosa dan siksa Allah SWT. Dan saatnya sekarang untuk masyarakat dan negara kita untuk tegas, menolak segala hal yang bertentangan dengan hukum Islam. Apalagi berkaitan ama iman dan perbuatan yang bisa menyebabkan dosa. Gimana? Ya dengan nerapin hukum Islam dong. Titik.

Nah sobat, udah gak zaman lagi untuk sekedar ngikut dan males berpikir tentang segala hal. Buang Valentine’s Day dari benak dan aktivitas kita. Ganti ama kegiatan lain yang lebih bermanfaat dan berpahala. Jangan korbanin masa remajamu untuk hura-hura apalagi main-main semata. Karena hidup ini bukannya permainan. Serius lho.

مَن تَشَبَهَ بِقَومٍ فَهُوَ مِنهُم رواه الترمذي

“Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut, ” [HR. Tirmidzi.]

Dikala seperti ini, kita pegang saja kuat-kuat Sabda Nabi Muhammad saw: “katakanlah: aku beriman kepada Allah kemudian istiqamahlah!” Dengan iman yang menancap di lubuk hati, sampai pada cinta kepada keimanan dan iman itu menghiasinya, maka akan benci kepada bentuk kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan sebagai firman Allah di Surat al-Hujurat: 7

وَاعْلَمُوا أَنَّ فِيكُمْ رَسُولَ اللَّهِ لَوْ يُطِيعُكُمْ فِي كَثِيرٍ مِنَ الْأَمْرِ لَعَنِتُّمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ

“Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu ‘cinta’ kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. mereka Itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus,”

So... Masih tetep mau ngerayain? Mending lakukan hal-hal yang jelas bermanfaat...


www.rohis-sman37.blogspot.com

Kamis, 03 Februari 2011

Rohis Abal, Aktivis Galau

Yah, kan katanya, “‘Mereka’ ujung tombak para pejuang panji risalah-Nya, mulai kini hingga nanti, akhir zaman. Sekilas tentang mereka. Amanah mereka banyak. Tak terhitung lagi jumlah kilo-an-nya jika amanah itu harus ditimbang. Kembali menuju risalah Islam, menjadi qudwah, memberikan ikhwah, menyebarkan hikmah, melaksanakan indahnya hidup sesuai tuntunan syar’i untuk kembali dan lagi disebarkan dan diserukan.”

Terus katanya, “‘Mereka’ berbeda dengan yang lainnya. Disaat orang lain hanya sibuk memikirkan dirinya (bagaimana sekolahnya, bagaimana keluargannya dan bagaimana amanah-amanah duniawi lainnya), seorang aktivis dakwah justru harus memikirkan bagaimana keadaan lingkunagan masyarakatnya, dirinya sendiri, mad’u-mad’u / mutarabbi-mutarabbinya (binaan-binaan) dan lain sebagainya.”

Tapi...


“Ah, ngapain, ikutan DKM atau LDS atau apapunlah yang katanya didalemnya banyak anak-anak rohis –rohaniawan Islam– atau katanya aktifis dakwah? Lha kalau mau shalih ya shalih sendiri aja kali. Toh banyak anak yang ngaku katanya rohis tapi ngomongnya aja masih ‘an*ing’ dan temen sekebun binatangnya segala. Nongkrong pula sama rokok yang ga kebayang kalau ga ada buat diisep. Yah, katanya aktifis. Aktifis apa yang kerjaannya pacaran? Yang cowok sama ceweknya yang kerudungan lagi. Ah mending ga usah ikutan rohis tapi shalih sendiri daripada justru kebawa ga bener.”

Astagfirullah.

“Ckckck, aktifis... aktifis... masalah lu tu banyak buat lu selesaiin. Bukan buat ditumpuk tapi ga jelas mau diapain. Kayak iya aja image lu dihadapan banyak orang itu bagus. Mau dikatain jadi orang alim? Lha, sadar dulu dong. Ngaca, rapat aja masih molor, kerjaannya paling FB-an, chatting atau paling banter sms-an”

“ Ceritanya mau ngeruah dunia sama pandangan Islam? Wah, mimpi dibalik awan tuh. Gua kecewa berat. Niatnya sih kumpul bareng anak-anak nongkrong geng buat ngebenrein mereka pake ayat atau hadist-hadist. Tapi apaan? Lu malah ikutan ngerokok. Niatnya sih lu ngedeketin cewek buat ‘ngejilbabin’, tapi malah lu pacarin. Malu tuh sama ‘gelar’.”

“Kata lu, “Jangan nyontek!”, tapi lu masih nyontek. Lu bilangin ke anak sekelas biar ga ngomong kasar, tapi lu malah ngejek gua pake kata kasar yang tentu ga harus gua kasih tau dihadapan orang banyak. Mau masuk Surga nih ceritanya?! Mau masuk Surga pake modal apa lu?! Sama omongan gede lu yang cuma mimpi? Hah, sompral banget! Waktu mentoring aja lu malah sms-an. Atau kalau lagi ga ada pulsa paling ketiduran.Masuk telinga kiri, keluar telinga kiri. Sama sekali ga masuk atau bahkan hanya masuk telinga kiri keluar telinga kanan. Kasian tuh mentor. Cape-cape ga ngegaji tapi lu cuekin. Modal lu tuh buat masuk ‘Surga’nya seten. Cacat.”

Astagfirullah.

“Lu paling pake alesan Islami buat ngelakuin dosa. Katanya mabal buat bisa ikutan mentoring. Katanya biar jaga hijab –batasan antar cowok dan cewek dalem Islam–, lu malah ta’aruf-ta’arufan. Emang sih ga lu pacarin. Cuma sama aja bo’ong kalau ujung-ujungnya ngajak sms-an sampe nonton dibioskop. Lah, mimpi lu tuh bayangan belaka, sama kayak omongan gede lu!”

“Lu shalat keliatan bagus doang kalau jamaahan, kalau sendirian, wuih kilat bener. Sedekah aja lu omongin, tapi mana duit amal dari lu? Puasa, yah, gua tau lu jarang puasa.”

“Mending kayak gue, ga DKM juga tapi masih mau shalat. Gua mungkin ga jaga hijab kayak lu, tapi gua ga munafik. Cuma Malu-maluin Islam aja!”

Ya Rabb. Selalu terkenang sang murabbi berkata:

“Saat manusia memenuhi kebutuhannya sendiri, seorang mujahid berjuang memenuhi kebutuhan orang lain. Saat manusia beristirahat, seorang mujahid masih bekerja keras menyempurnakan amanah-amanahnya. Semoga Allah memberkahi, memuliakan dan menolong kalian para mujahid... yang senantiasa MENJAGA kehormatan setiap jengkal bumi kaum muslimin...” (Ar-Ribaath, 24 Sya’ban – 24 Ramadhan 1430H)

Speachless. Ga tau mau nanggepin apa sama omongan diatas. Tulisan ini emang didasari oelh kisah nyata tanpa hanya retorika juga jaim semata. Ini benar-benar terjadi dan benar-benar ga tau mau ngomong apa?

Miris negliat anak-anak DKM atau LDS-LDS sekarang. Mereka memang anggota DKM tapi kontribusi apa yang mereka lakukan terhadap Islam?

“Cuma Malu-maluin Islam aja!”

Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan. (QS Ash-Shaff [61]: 2-3)

Miris negliat anak-anak DKM atau LDS-LDS sekarang. Banyak yang mngakunya anak DKM, rohis atau aktifis tapi...

Yah, tulisan ini hanya untuk saling mengingatkan karena memang diangkat dari kejadian nyata. Silakan tanggapi dalam diri masing-masing didalam hati, karena tulisan ini ga hanya untuk mengumbar kata. Jazakumullah.


Bumi Allah, 21 Jumadil Awal 1431 H – 6 Mei 2010 M
Annas Ta’limuddin Maulana

Sumber: http://ksrdki.blogspot.com/2011/01/aktivis-rohis-engkau-dengan-segala.html

Aktivis, Engkau Dengan Segala Amanah dan Masalah

Merekalah, ujung tombak para pejuang panji risalah-Nya, mulai kini hingga nanti, akhir zaman. Sekilas tentang mereka. Amanah mereka banyak. Tak terhitung lagi jumlah kilo-an-nya jika amanah itu harus ditimbang. Kembali menuju risalah Islam, menjadi qudwah, memberikan ikhwah, menyebarkan hikmah, melaksanakan indahnya hidup sesuai tuntunan syar’I untuk kembali dan lagi disebarkan dan diserukan.

Mereka berbeda dengan yang lainnya. Disaat orang lain hanya sibuk memikirkan dirinya (bagaimana sekolahnya, bagaimana keluargannya dan bagaimana amanah-amanah duniawi lainnya), seorang aktivis dakwah justru harus memikirkan bagaimana keadaan lingkunagan masyarakatnya, dirinya sendiri, mad’u-mad’u / mutarabbi-mutarabbinya (binaan-binaan) dan lain sebagainya.

Mereka berbeda dengan yang lainnya –baca: remaja lainnya–. Dikala remaja saat ini terlarut dalam pergaulannya, seorang aktivis dakwah justru harus ‘melarutkan’ pergaulan itu sesuai tuntutan Allah.
Mereka berbeda dengan remaja lainnya. Mereka –harusnya– tidak terlalu banyak tertawa, bercanda dan mengumbar pesona. Mereka –harusnya– tidak banyak menghabiskan waktunya untuk hal tidak berguna, ‘hang-out’ –kecuali di masjid–, kumpul tiada guna, merokok juga mabuk-mabukan.


Mereka –harusnya– menjaga hijab, bukan mukhrim dilarang mendekat, apalagi masalah ngeceng ataupun pacaran... –harusnya– mereka sangat menjauh dari hal yang dilaknat oleh Allah itu. Tak penting kata orang dikata ‘ga gaul’ atau ‘aneh’ atau apapun cercaan serta makian lainnya.

Karena mereka berbeda. Mereka harus menjadi qudwah (teladan) bagi yang lainnya, memberikan semua yang terbaik bagi yang lainnya. Mereka berbeda, mereka spesial.

Yang terpenting adalah syariah Islam tegak berdiri ditempat yang sedang dipijak.

Mereka liqa / mentoring rutin. Dengan dipimpin seorang murabbi pantuan mereka tilawah Al-Qur’an, mendengarkan materi untuk kemudian disebarkan. Dan setelah selesai mereka berdo’a:

“Subhanaka allahuma wabihamdik(a), asyhaduala illa hailla ant(a), astagfiruka waatuuilaik(a).”

Do’a akhir majelis itu dilantunkan penuh hikmah pertanda mentoring t’lah berakhir. Dan malaikat berharap semoga mentoring kali ini –kemarin dan seterusnya– tidak membuang waktu mereka untuk hanya duduk termenung mendangarkan saja tanpa amalan indah dilakukan.
Sungguh indah hidup mereka selalu dido’akan para malaikat pencari majelis dzikir pun malaikat pencari orang-orang shalih –amiiin–.

Tapi... tak sedikit pula –bahkan banyak– dari mereka yang mengaku menyeru padahal hanya terperangkap dalam lingkaran setan yang menganggu.

Bagaimana tidak? Potensi mereka untuk menjadi riya’ sangatlah mungkin! Potensi mereka untuk menjadi sum’ah sangatlah besar! Mereka dapat menjadi kufur, fasik, bahkan munafik sewaktu-waktu dan hanya memampangakn dan menyembunyikan mukanya dibalik topeng dakwah.

“Liat anak-anak DKM! Mereka aja maksiatnya kuat! Mereka pacarannya rutin! Mojok tapi masi berjilbab, yang ‘ikhwan’ masih megang qur’an! Kalo mau lepas aja tu jilbab sama buang aja tuh qur’an ato engga sekalian aja keluar dari DKM dari pada malu-maluin! Ngomongin cinta-cintaan mulu! Ada yang cinlok cewe (akhwat) ama cowo (ikhwan) terus jadian! Katanya sih pacaran islami gitu –emang ada? –! Pegangan tangan udah biasa apalagi pojok-pojokan! Hijabnya mana?!”

“Liat FB! Wall, note, stat mereka udah jadi ladang maksiat! Haha, kirain anak DKM tu yang ga tau pacaran tapi statusnya ‘in relationship’. Kirain mau ‘meng-Islamisasi-kan’ FB, eh gataunya... Bedanya ama kita yang bukan seorang yang ‘ngaku’ aktivis apaan?! Mending ga jadi aktivis sekalian tapi kebaikatn tulus dari hati! Majang status anak ‘alim’ doang!”

–afwan, sebuah hujjah untuk introspeksi bukan untuk diprotesi–

Menangis mendengar kalimat hujjah yang terlempar itu... bertanya dimana generasi rabbani yang didambakan? Dimana mereka sang pejuang panji risalah? Dimana mereka sang pemikul amanah? Sang teladan dan qudwah? Sang penyebar ikhwah dan hikmah?

Kehilangan semua status kebaikan karena telah bobroknya sistem tarbiyah yang menjadi protektor. Telah hilang semuanya dikarenakan pola pikir azazil (al-iblis laknatullah) yang telah membungkus ruhiyah.
Menangis mendengar mengingat kembali...:

“Saat manusia memenuhi kebutuhannya sendiri, seorang mujahid berjuang memenuhi kebutuhan orang lain. Saat manusia beristirahat, seorang mujahid masih bekerja keras menyempurnakan amanah-amanahnya. Semoga Allah memberkahi, memuliakan dan menolong kalian para mujahid... yang senantiasa MENJAGA kehormatan setiap jengkal bumi kaum muslimin...” (Kata-kata murabbi –mentor– yang selalu terkenang saat Ar-Ribaath, Training for Mentor ROHANI-554, 24 Sya’ban - 24 Ramadhan 1430H)

Andai semua itu nyata. Tak hanya sebuah utopia maya. Bagaimana mungkin Islam tersebar ke seluruh hati umat manusia? Bagaimana mungkin Indonesia kan bangkit dengan Islam-nya? Bagaimana mungkin Palestina kan terbebas dari penjajahannya? Bagaimana mungkin genjatan senjata menjadi nyata keberadaannya? Bagaimana mungkin pasukan Al-Mahdi menang melawan pasukan Dajjal –lakatullah– yang memeranginya?

Jika aktivis sekarang sibuk dengan masalahnya... bukan amanahnya...

“ Hallo kawan...
Sahabat muslim tercinta...
Kita sambut kemenangn bahagia...
Mari kawan...
Ikutlah bersama kami...
Membela risalah Islam di dunia...

Remaja peduli...
Pintar dan mandiri...
Giat berprestasi...
Ku persambahkan untuk Illahi...
Bersatu, berjihad, dalam da’wah Islam,
Di atas panji Al-Qur’an dan As-Sunnah...

Mari kawan...
Ikutlah bersama kami...
Membela risalah Islam didunia, kita... ”


(Edcoustic – Remaja Peduli)

Berubahlah... karena engkau berbeda, karena engkau spesial.


Ditemani senandung dari Edcoustic, Fridaus, Shaff-Fix, Haris Isa, D’Cinnamons D’Masiv dan Depapepe
Bumi Allah, 28 Ramadhan 1430 H – 17 September 2009 M
Annas Ta'limuddin Maulana

http://www.annasmaulana.co.cc/2010/12/aktivis-aktivis-engkau-dengan-segala.html

Ssst, Cinta-Cintaan Mulu!

Astagfirullah, kadang pengen: nangis, miris, melankolis[1], atau bahkan ketawa sendiri –kalo lagi bagus episodenya– kalo nginget ini mulu. Yap, apalagi kalo bukan cinta? Hehe, kadang ngerasa konyol sendiri kalo udah ngobrolin cinta. So heueuh udah dewasa terus mulai ngeluarin hipotesa-hipotesa yang akhirnya akan membuahkan hukum juga rumus tentang cinta, padahal yang ngeluarin tu hukum n rumus masih duduk di bangku pelajar SMA. –kayak sendirinya engga aja, hehe...–


Hehe, emang cinta tu gelap kali ya? Bisa ngebuat yang ‘terjangkitnya’ agak-agak linglung ngeliat dunia –gimana engga, matanya suka dipake ngeceng, hehe– . Bisa ngebuat yang ‘terjangkitnya’ kadang jadi melankolis sendiri, majang stat-stat penuh haru biru, sedih ­dll., dengan ingin diperhatikan dan diliputi berbagai macam ‘curhatan-curhatan’ yang tersisipkan di balik maknanya.

Padahal kan kalo dipikir, dunia masih begitu panjaaang, Sobat! Hehehe, kalo kata orang tua yang beneran dewasa:


“Cu ­–maksudya cucu bukan lucu, hehe appeu sih, ceritanya yang ngomong orang udah tua ke kita yang masih ‘muda’–, saya kadang pengen ketawa ngeliat kamu, cu. Kadang uring-uringan sendiri mikirin cinta yang eh ga jelas juntrungannya, hehe. Ga abis di pikir, padahal ntar jodoh ma ga bakal kemana, cu. Uring-uringan mikirin ‘sang pujaan’ kayak yang iya beneran bakal jodoh padahal awalnya cuma ngeceng-ngecengan tiba-tiba jadi naek tingkat? Sering ‘curhatan’, geje-gejean ngobrolin yang ga jelas juntrungannya, Hehe... inget cu, cinta tu dari mata turun ke hati, bukan dari mata turun ke birahi. Ngomongin cinta mulu nih… udah pengalaman nih ceritanya? Hehehe...”

–si kakek ngomong dengan beungeut[2] penuh bijak dengan sedikit melenceng ke arah cengos[3], takabur disertai rasa tinggi hati karena dirasa sudah mencicipi manis pahitnya cinta (lebih pengalaman dari kita ceritanya, haha), dengan sedikit omongan yang diselingi batuk-batuk dan suara serak yang banjir (lebih parah dari serak basah, hehe)–


Iyalah, kadang geuleuh[4] tau kalo udah ngomongin cinta mulu –baru nyadar dia! –. Iyalah, masih ‘budak keneh[5]’ gitulah, udah gogombalanlah, udah cicintaanlah –parahlah ini, muhasabah[6] pisan[7] buat yang nulis–. Ihihi, jiga nu heueuh[8] tu ‘sang pujaan’ jodohnya? Hehehe…

Parahlah sama makhluk yang namanya cinta. Bisa bikin orang jadi so ganteng–cantik kege’eran, bisa jadi tiba-tiba mata bertualang –hehe–.

Ngebuat kita jadi berbunga ato tiba-tiba melankolis –gimana mood[9] sang dewi cinta–. Lieur[10]lah, ujug-ujug pengen keliatan ‘wah’ dimata ‘si entuh tuh’, pajang stat ampuh di ‘situs jejaring sosial’lah buat diperhatiin. Wah pokonya mah lalieur we lah[11], aneh-aneh gawenya.

Kalo lagi ada masalah cucurhatan ampe jam tangan udah ga bisa lagi nunjukin waktu berharganya. Temen curhat dipukulinlah gara-gara sang pujaan udah jadian –kasian udah korban kerasnya belantara medan cari jodoh, haha...– . Kompi jadi bahan pelampiasan chatting[12], juga hape[13] yang nasibnya sama buat ‘CEMEMESAN[14]’ (alay mode: on) –hehe, kasian ya benda-benda itu–. Baca buku hal-hal segala tentang cinta. Tema kalo lagi ngobrol juga pasti ujung-ujungnya cinta. Heu.

Hehehe... –ada apa dengan cinta, yeuh? – mungkin lagi jaman-jamannya kali ya? Garis batas pemikiran tidak wajar diatas garis normal. Emang lagi zamannya buat remaja? Mmmmm... Sulit ya ngebuat ‘dogma’ itu terhapuskan. –seakan-akan remaja kena VMJ (virus merah jambu) tingkat parah dibilang biasa­­ bahkan pacaran udah dianggap hal lumrah, padahal kegiatan yang dilaknat (Allah)!–

Mmm, jadi banyak curhat gini ini ya? Yah emang itu intinya. Intinya:

“Katakanlah: "Cukuplah Allah menjadi saksi...” (Q.S. Al-Israa’ [17]: 96)

Cukuplah Allah menjadi saksi atas segala kekurangan juga cinta kita. Maafkan ya Rabb atas segala kesalahan hamba-Mu ini. Sudah banyak kata terumbar pada hari kemarin, dengan berawal dari ingin muhasabah diri lalu menjadi tidak ‘sama’ dengan yang dikatakan. Takut akan firman-Mu ya Rabb:

“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.” (Q.S. Ash-Shaff [61]: 2-3)

Hanya ingin berbagi untuk saling mengingatkan diri. Perjalanan masih panjang. So, let it flow dengan gerak-gerik yang wajar serta prilaku juga tuntutan pribadi sesuai Syar’I –sesuai syari’ah Islam– meski tertentang oleh zaman yang terbalik dengan syar’I, dengan hal negatif dikatakan hal yang biasa bahkan positif.

Hijab[15], hijab, hijab. Kuncinya hijab disertai tarbiyah[16] untuk selalu me-re-charge-Iman.

So, hanya sebuah ajakan kepada diri sendiri dan yang ingin berbagi motivasi muhasabah diri untuk... mmm... cobalah let ‘it’ flow tanpa diagung-agungkan kembali secara tidak wajar... heuheu. Engga majang stat melankolis atawa[17] ‘aneh’ lagi, note-note ga ada yang frontal, wall bersih dari segala omongan maksiat, so... ngomongin cinta lagi? Mmm...


Bumi Allah, 20 Muharram 1431 H – 6 Januari 2010 M
Annas Ta’limuddin Maulana


[1] Melankolis = Jenis ‘spesies’ manusia yang lebih suka menyendiri, sendu, haru biru, dsb..

[2] Beunget = Muka (bahasa Sunda)

[3] Cengos = Sombong alias takabur (bahasa Sunda kasar)

[4] Geuleuh = Jijik (bahasa Sunda)

[5] Budak keneh = Masih anak-anak (bahasa Sunda)

[6] Muhasabah = Introspeksi (bahasa Arab)

[7] Pisan = Sangat (bahasa Sunda)

[8] ‘Jiga nu heueuh’ = ‘Kayak yang iya’ (bahasa Sunda)

[9] Mood = Perasaan (bahasa Inggris)

[10] Lieur = Pusing (bahasa Sunda)

[11] ‘Lalieur we lah’ = ‘Pusing aja lah’ (bahasa Sunda)

[12] Chatting = Ngobrol di dunia maya –iya gitu artinya itu? – (bahasa Inggris)

[13] Hape = Handphone, telepon genggam, telepon selular, telepon tanpa kabel (bahasa gaul yang menyadur dari bahasa Inggris yang kemudian disingat dan ditambah embel-embel kurang urgen)

[14] CEMEMESAN = SMS-an, short messege service-an (bahasa Inggris yang kemudaian di akronimkan dan di convert menjadi bahasa allay)

[15] Hijab = Batas antar ikhwan (laki-laki) dan akhwat (perempuan)

[16] Tarbiyah = Pendidikan Islam secara kontinyu

[17] Atawa = Atau (bahasa Sunda)

sunber: http://www.annasmaulana.co.cc/2010/01/ssst-cinta-cintaan-mulu.html