Selasa, 12 Maret 2013

Ikhwah wal Akhawat, Para Junudud Dakwah !!

Pergilah ke hati-hati manusia ajaklah ke jalan Rabbmu
Jika engkau cinta maka dakwah adalah FAHAM

Mengerti tentang Islam, Risalah Anbiya dan warisan ulama
Hendaknya engkau fanatik dan bangga dengannya
Seperti Mughirah bin Syu’bah di hadapan Rustum Panglima Kisra

Jika engkau cinta maka dakwah adalah IKHLAS

Menghiasi hati, memotivasi jiwa untuk berkarya
Seperti Kata Abul Anbiya,
“Sesungguhnya sholatku ibadahku, hidupku dan matiku
semata bagi Rabb semesta” Berikan hatimu untuk Dia, katakan “Allahu ghayatuna”

Jika engkau cinta maka dakwah adalah AMAL

membangun kejayaan ummat bila dan di mana saja berada
yang bernilai adalah kerja bukan semata ilmu apalagi lamunan
Sasarannya adalah perbaikan dan perubahan, al ishlah wa taghyir
Dari diri pribadi, keluarga, masyarakat hingga negara
Tingkatkan kerja secara tertib untuk mencapai nusrah dari Allah

Jika engkau cinta maka dakwah adalah JIHAD

Sungguh-sungguh di medan perjuangan melawan kebatilan.
Tinggikan kalimah Allah rendahkan kalimah syaitan durjana
Kerja keras tak kenal lelah adalah rumusnya,
Tinggalkan kemalasan, lamban, dan berpangku tangan

Jika engkau cinta maka dakwah adalah TAAT

Kepada Allah dan Rasul, Alqur-an dan Sunnahnya
serta orang-orang bertaqwa yang tertata
Taat adalah wujud syukurmu kepada hidayah Allah
karenanya nikmat akan bertambah melimpah penuh berkah

Jika engkau cinta maka dakwah adalah TADHHIYAH,

Bukti kesetiaan dan kesiapan memberi, pantang meminta
Bersedialah banyak kehilangan dengan sedikit menerima
Karena yang disisi Allah lebih mulia, sedang di sisimu fana belaka
Sedangkan tiap titisan keringat berpahala lipat ganda

Jika engkau cinta maka dakwah adalah THABAT,

Hati dan jiwa yang tegar walau banyak rintangan
Buah dari sabar meniti jalan, teguh dalam barisan
Istiqomah dalam perjuangan dengan kaki tak tergoyahkan
Berjalan lempang jauh dari penyimpangan

Jika engkau cinta maka dakwah adalah TAJARRUD

Ikhlas di setiap langkah menggapai satu tujuan
Padukan seluruh potensimu libatkan dalam jalan ini,
Engkau da’i sebelum apapun adanya engkau
Dakwah tugas utamamu sedang lainnya hanya sampingan

Jika engkau cinta maka dakwah adalah TSIQOH

Kepercayaan yang dilandasi iman suci penuh keyakinan
Kepada Allah, Rasul, Islam, Qiyadah dan Junudnya
Hilangkan keraguan dan pastikan kejujurannya…
Karena inilah kafilah kebenaran yang penuh berkah

Jika engkau cinta maka dakwah adalah UKHUWAH

Lekatnya ikatan hati berjalin dalam nilai-nilai persaudaraan
Bersaudaralah dengan muslimin sedunia, utamanya mukmin mujahidin
Salamatus Shodri merupakan syarat terendahnya,
Itsar bentuk tertingginya Dan Allah yang mengetahui
menghimpun hati-hati para da’ie dalam cinta-Nya
berjumpa karena taat kepada-Nya
Melebur satu dalam dakwah ke jalan Allah,
saling berjanji untuk menolong syariat-Nya

Sabtu, 09 Maret 2013

Mari Intip Kegiatan SYCA

Assalamu'alaikum sobat SYCA... yuk intip apa-apa saja sih kegiatan SYCA selama 5 bulan terakhir ini? sepertinya blog SYCA menghilang dari peredaran, udah hampir 1 abad blog SYCA tak pernah update, so, yuk kita simak sebenernya apa saja sih kegiatan SYCA selama ini sampe gak pernah ngasih kabar?? nah, simak baik-baik ya sob, jangan sampe tertinggal 1 huruf pun, ok?? cakeep.... :D

1. Managerial Dakwah Sekolah

SYCA mengadakan kegiatan yang pas banget untuk kita-kita sebagai pelajar yang haus akan dakwah, ya.. Managerial Dakwah Sekolah, begitulah kami menyebutnya. kegiatan yang dilaksanakan pada pertengahan bulan November 2012  ini di hadiri puluhan pelajar Osis/Rohis/PHBI sekabupaten Asahan. bukan cuma itu, selain di isi oleh pemateri yang berkompeten di bidangnya, acara ini juga sekaligus melantik Pengurus Besar SYCA Periode 2012/2013. wah wah, bener-bener pemuda-pemudi pengemban amanah Allah, semoga bena-benar istiqomah menjalankan amanah yang di berikan ya?. Nah sob, semoga dengan SYCA di tangan mereka, sayap dakwah semakin melebar, Aamiin...

2. Launching Rumah Baca SYCA
Kegiatan ini di laksanakan pada bulan Desember 2012 di Sekretariat SYCA, jalan T. Amir Hanzah, kelurahan selawan. acara ini gak kalah seruhnya sob, ada pembacaan puisi yang begitu mengharukan. acara ini juga di hadiri oleh puluhan pelajar Rohis/PHBI sekabupaten Asahan. untuk kamu kamu yang hobi banget membaca, datang aja kemari sob, kalau bisa sumbangsihnya ya?? kita juga masih butuh banyak buku untuk rumah baca SYCA. eits,, kalau pinjam, ya jangan lupa di pulangkan lho.....

 3. Dauroh Islam I Gelombang 35 SYCA
sob, kegiatan ini bener-bener luar biasa, disinilah kerja SYCA di pertaruhkan, Alhamdulillah acara ini sukses dengan peserta terbanyak sepanjang dauroh. acara yang di adakan di SMA Negeri 1 Kisaran pada tanggal 29-31 Desember 2012 ini menghadirkan seorang motivator dan pemateri-pemateri yang luar biasa. Dengan persiapan yang juga luar biasa, akhirnya SYCA mendapatkan kader-kader baru yang siap membantu perjuangan SYCA kedepannya. tidak hanya itu, dari kesan dan pesan yang di sampaikan para peserta, acara ini benar-benar bermakna dan membekas di hati mereka, wah,, semoga mereka tetap semangat ya?? Allahu Akbar!!!

4. Talk Show Antisipasi Valentine's Day
SYCA kembali menggelar acara yang specktakuler, acara yang bertujuan untuk mencegah perayaan Valentine di kalangan remaja ini pun sukses di gelar pada tanggal 10 Februari 2013 di Gedung serbaguna, Kisaran. Subhanallah, acara ini di hadiri 400 lebih peserta dari tingkat Pelajar SMP, SMA sampai Mahasiswa. Dengan mengusung tema "My Life is Lovely and Full of Love" panitia pun mengundang seorang Motivator Ulung dari Bogor, siapa lagi kalau bukan kak Wahyudi, CH. CHt. CI. di acara ini kang Wahyudi mengupas tuntas apa arti cinta yang sebenarnya, sorak gemuruh takbir pesertapun mengundang semangat yang membara dan menjadi kesan kenangan yang takkan terlupakan. Alhamdulillah, banyak yang terkesan dengan acara ini, apa lagi di tambah dengan penampilan Kahfi Voice dan Drama Musikalisasi Puisi menambah riuh tepuk tangan yang dahsyat, benar-benar menemukan cinta yang sesungguhnya. Luar Biasa!!! Allahu Akbar!!!

Akhi wa ukhti, bro and sis, saudara dan saudariku, sebenernya masih banyak kegiatan SYCA lainnya, ada Kartu As, Bedah Film, Silaturrahmi, Mabit dan masih banyak lagi deh. nah sob, kegiatan SYCA dalam waktu dekat ini adalah Go To Silaturrahmi di SMA Negeri 1 Buntu pane lho,,, sekaligus milad Rohis Ar-Rahman SMAN Negeri 1 Buntu Pane yang ke 2 Tahun. Selain itu kita juga bakal ngadakan Rihlah.. wah, kalau uda Rihlah semangatnya membara... untuk itu mohon do'anya dari antum wa antunna ya, semoga ukhuwah ini semakin indah, dan mendapatkan keberkahan yang melimpah, Aamiin....

Oh ya, kalu ingin bergabung di SYCA, khusus untuk kamu yang berdomisili di Asahan dan berstatus pelajar, tunggu aja di bulan 6 ya sob?? kita bakal gelar lagi kegiatan Dauroh sekaligus pengkaderan anggota SYCA. so, tetap pantau kegiatan kami,,,, Cocok?? bungkuss!!!




Jumat, 08 Maret 2013

Boleh "Gaul", Asal...

“Belum sempurna iman seseorang sampai hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa.”
(HR Imam an-Nawawi dalam Hadits al-Arbain)

Istilah gaul dalam atmosfer keidupan remaja bukan barang baru sebetulnya. akrab malah. Ya, nggak man? Pokoke, ada istilah kacamata gaul, anak gaul, pakaian gaul, bahasa gaul. Pokoknya, serba gaul, deh. Entah siapa yang membuat istilah-istilah seperti itu, yang jelas remaja macam kita begitu enjoy dengan sebutan anak gaul alias yang nggak kuper bin norak. Tul, nggak?

Hanya ada dua sebutan dalam pergaulan remaja, yang out of date dan up to date alias kuno (norak) dan keren. Ukuran kuno dan keren sering kali menjadi standar pergaulan. Misalnya, istilah kacamata gaul, ini untuk menggambarkan tentang kacamata yang melenceng dari fungsi aslinya, yakni bukan sebagai alat bantu baca atau pelindung mata saat melakukan pekerjaan di laboratorium untuk meredam radiasi sinar ultraviolet, tapi sudah brubah fungsi untuk ngeceng. Frame alias bingkainya berwarna ngejreng. Warna hitam, hijau, biru, merah, ungu, kerap melengkapi aksesoris kacamata gaul itu. Pokoknya heboh deh. Kira-kira bisa kamu lihat kacamata yang dipakai oleh gerobolan dr.pm misalkan atau anak-anak Ska lainnya. Nah, itulah yang disebut gaul dan keren alias up to date dalam standar pergaulan remaja sekarang.

Begitupun dengan sebutan anak gaul. Gambarannya anak ini enak aja diajak ngobrol, selalu nyambung dengan objek bahasan, dan kesannya nggak norak, ngertiin keinginan kita. Itulah anak gaul.


Gaul Bukan Berarti Bebas Berbuat

Yap, memang begitu. Kalo kamu tahu soal perkembangan musik, sepak bola, film dan mode yang berhubungan dengan gaya hidup saat ini bukan berarti harus jadi pelakunya, dong. Sekedar tahu, memang nggak dilarang, kok. Malah, seharusnya dijadikan sarana untuk mengetahui kerusakan dari budaya pop tersebut.

Cuma memang, bagi kita yang masih polos kayak kaos oblong, jangan coba-coba untuk mengetahui lebih jauh. Bisa berabe. Jangan-jangan kamu malah latah ikutan-ikutan gaul yang nggak benar. Firman Allah SWT,

“dan, janganlah kamu mengikuti apa yang kamuj tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran penglihatan, dan hati, semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya.” (al-Israa:36)

Nah, ayat ini bisa dipahami kalau kita wajib tahu hukum Islam tentang hal tersebut sebelum melakukannya. Because, sebagai seorang muslim kita wajib terikat dengan aturan Islam. Misalnya tahu tentang perkembangan dandanan alias mode, bukan berarti kita latah untuk mencobanya, padahal mode tersebut bertentangan dengan ajaran Islam. Seperti swimsuit alias pakaian renang atau tang-top, bagi kamu yang putri dilarang memakainya di tempat-tempat umum atau di hadapan yang bukan mahromnya.

Allah SWT berfirman,

“Katakanlah kepada wanita beriman hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang (biasa) tampak darinya. Dan, hendaklah mereka menutupkan kain kerudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya…” (an-Nuur:31)
Dalam lanjutan ayat tersebut, boleh manampakkan ‘perhiasannya’ kepada mahromnya saja, seperti ayah, adik kandungnya, dan seterusnya.

Bagi kamu yang ingin tampil ‘ngetren’ dengan jilbab, pakai warna yang cerah dan nggak ngebosenin, pokoknya matching, deh. Jadi, selain menutup aurat kamu juga bisa bergaya, asal tetap menjaga kesopanan dan etika Islam. Tambahan untuk yang memakai jilbab, pastikan jilbabnya memenuhi standar yang ditetapkan Islam. Harus tebal, longgar, dan kainnya harus menyentuh tanah. Perlu kamu ketahui, yang namanya memakai jilbab bukan cuma kerudung karena jilbab adalah (semacam) jubah baju luar. Berarti, busana muslimah adalah kerudung plus jilbabnya, dong!

Di lingkungan anak cowok suka ada acara ‘wajib’ gagah. Rasanya kurang afdhal kalau ternyata penampilannya bikin orang lain ‘keselek’, atau postur tubuhnya kurang meyakinkan bagi jamaah cewek. Bodi yang keren kayak Peter Andre dan wajah cool kayak Enrique Iglesias, sangat didambakan anak cowok. Latihan angkat barbel atau nimba air di sumur bisa jadi acara ‘wajib’ membesarkan bodi en tampil macho.

Ngomong soal tampil macho ini, yang katanya bisa bikin pede dalam gaul, tetap saja terpaku kepada yang namanya mode. Modelah yang telah menciptakan tren. Modelah yang telah mengubah persepsi anak cowok dalam bergaul

Padahal, keliru besar kalau anggapan keren dan beken atau anak gaul itu hanya dilihat dari bentuk luarnya saja, belum tentu mewakili. Kenapa? Karena manusia sering tertipu oleh tampilan luar. Sering menyangka emas, padahal tembaga, atau sebaliknya, menganggap tembaga, padahal emas.

Di zaman Rasulullah, para sahabat juga banyak yang keren, malah dalam beberapa riwayat, Ali bin Abi Thalib termasuk orang yang kuat dan perkasa. Terbukti ketika dalam suatu peperangan, ia menggunakan pedangnya yang terkenal, Zulfikar—yang mempunyai mata pedang bercabang dua—mampu membelah tubuh musuh. Ini lusar biasa, dengan ukuran pedang yang gede banget dan tentu saja tenaga yang dibutuhkan untuk mengangkat dan mengayunkan pedang sebesar itu bukan main hebatnya, tapi Ali r.a. tetap kalem dan nggak punya cita-cita untuk show of force alias pamer kekuatan di hadapan para sahabat lainnya. Sayidina Ali tetap low profile.

Tapi, ada juga sahabat penampilannya ‘biasa-biasa’ aja malah ada juga yang ‘nggak meyakinkan’ seperti Abdurrahman bin ‘Auf yang punya cacat pada kakinya, tapi Rasulullah memuji keluhuran akhlak dan pengetahuan mereka.

Bagi jamah cowok, tampil meyakinkan itu perlu. Tapi, jangan sampai merasa wajib untuk tampil macho supaya bisa disebut anak gaul. Membina tubuh agar tetap fit setiap hari bole-boleh saja, malah dalam beberapa kasus bisa jadi harus, untuk berijtihad, misalnya. Nggak masalah. Hanya saja bodi macho bukan segala-galanya. Rasulullah bersabda,

“Bukanlah orang yang kuat itu adalah yang bukan menang dalam bergulat, tetapi adalah orang yang dapat menahan nafsunya tatkala dia marah.” (HR Muslim)

Jadi, macho or modis bukan ukuran kepribadian, Brur. Soalnya, percuma saja kalo performance kamu keren, gaul, macho, modis, tapi ternyata kelakuan kamu nggak jauh dari para premen, yang tentu saja nggak punya kepribadian Islam.

Seseorang yang dikatakan punya kepribadian luhur tatkala mempunyai pola pikir dan pola sikap yang tinggi. Seseorang dikatakan mempunyai kepribadian Islam berarti dia punya pola pikir dan pola sikap yang Islami. Detilnya, ia selalu berpikir secara Islam ketika menghadapi berbagai persoalan dalam kehidupannya. Dilengkapi dengan sikap jiwa yang tentu saja selalu disandarkan kepada ajaran Islam. Jadi, percuma saja kamu tampil macho or modis, tapi ternyata kelakuan kamu nggak beda sama Sylvester Stallone, yang punya bodi kekar dan keren, tetapi suka melecehkan kaum Hawa.

Nah, sekali lagi, sekedar tahu saja agar bisa ngikutin perkembangan yang ada, nggak masalah. Tapi, kalo sudah diaplikasikan dalam kehidupan itu ada aturannya tersendiri. Bila kemudian ternyata bertetangan dengan aturan Islam, terlarang bagi kita untuk melakukannya. Tapi, bila hal itu bersifat universal, nggak masalah seperti yang telah dijelaskan tadi. Jadi, gaul bukan berarti bebas berbuat. Gitu, Brur en Ses.

Wajib “Gaul” dengan Islam

Jadi, yang namanya anak gaul itu bukan berarti harus tampil all out dengan bebas kelewat batas. Lepas dari nilai-nilai Islam. Islam nggak pernah melarang umatnya umtuk keren. Keren disini maksudnya nggak ‘kumuh’. Bahkan, Islam menganjurkan umatnya supaya tampil rapi dan meyakinkan karena itu merupakan adab bergaul dengan masyarakat. Dengan kata lain, kita nggak boleh tampil kucel en dekil.

Bila kamu gape bicara soal musik, film, atau bola, jangan sampai itu membuat kamu terobsesi untuk bisa tampil seperti pelakunya. Malaha kamu jangan cuma gaul dalam urusan-urusan tadi saja, tapi “wajib gaul juga soal hukum dan pemikiran Islam secara lebih luas”. Caranya? Ya ngaji dong, Non!

Tentu harus dipahami bahwa dalam kondisi masyarakat yang amburadul seperti sekarang ini, kita harus selektif. Buat tampil “gaul” kalo harus mengorbankan akidah dan kepribadian Islam, iya nggak? Mendingan perdalam Islam supaya bisa selamat dunia dan akhirat. Meski tentu saja, Islam tak pernah ’alergi’ dengan yang namanya perkembangan zaman. Tapi dengan catatan, hal itu sesuai dengan ajaran Islam. Jadi begitu, cing!

Selasa, 19 Februari 2013

Tersenyumlah Menghadapi Jalan Dakwah ini

Saat senyuman tak terbalas, maka Allah telah menghitung manis senyummu.
Saat sapamu tidak terjawab, Allah takkan lupa atas apa yang kau katakan.
Saat ajakanmu dalam kebaikan tidak terpenuhi,Allah tetap manganggap itu kebaikan.
Percayalah lelahmu akan menjadi hiasan di tamanNya.
Saat engkau menangis atas perihnya perjuanganmu, Allah tak lalai menghitung setiap tetes air matamu.
Saat mereka meninggalkanmu, Allah akan selalu ada bersamamu !.
Jangan hanya mengharapkan perubahan dalam dakwah ini, Akh…! Fikirkanlah tentang KONTRIBUSI yang dapat kita berikan. Semoga Allah senantiasa mencintaimu.”

Saudaraku … Memang, jalan dakwah adalah panjang, berliku, menanjak, dan penuh onak duri. Seperti itulah dakwah. Namun ketika kita ikhlas menjalaninya, dakwah itu akan menjadi indah. Meminjam ucapan Ustadz Rahmat Abdullah, “Seperti itulah dakwah. Dakwah adalah cinta. Dan cinta akan menarik seluruh potensi yang ada pada dirimu. Mulai dari tidurmu, sadarmu, mimpimu, gerakmu, jalanmu, bahkan diammu untuknya.”

Meniti langkah di jalan dakwah tidaklah mudah. Tidak juga sulit. Tidak mudah, karena jalan dakwah ini hanya sedikit orang yang memilihnya. Sehingga kita haruslah benar-benar ikhlas mengharapkan pertolongan serta ridha Allah dalam meniti jalan dakwah ini.

Sampaikanlah walau satu ayat. Perintah dakwah ini tentu sudah sangat sering kita dengar. Tentu saja, dakwah adalah hal yang sangat penting dalam regenerasi para muslim kita ini. Bisa dibayangkan kalau saja para sahabat enggan berdakwah setelah Rasulullah wafat, entah bagaimana kondisi kita saat ini. Nikmat islam belum tentu bisa kita rasakan seperti hembusan yang kita dapatkan ini.

Tersenyumlah menghadapi jalan dakwah ini, Saudaraku!

Ringankan bebanmu dengan senyuman. Tatap optimis masa depan dengan senyuman. Jemputlah kebahagiaan dengan senyuman. Tinggalkan kesedihan dengan senyuman. Sambut saudaramu dengan senyuman. Buat mereka bahagia dengan senyumanmu.

“Janganlah sekali-kali engkau meremehkan suatu perbuatan baik walaupun hanya menyambut saudaramu dengan SENYUMAN” (HR Muslim)

Ketika kehidupan memberi kita seribu alasan untuk menangis, tunjukkan bahwa kita memiliki sejuta alasan untuk tersenyum. Nikmati setiap detik waktu dan akhiri kelelahan di jalan dakwah ini dengan kata keikhlasan. Indahnya hidup bukanlah dari seberapa banyak orang mengenal kita. Namun seberapa bahagia orang-orang telah mengenal kita!

Buatlah saudara kita tersenyum telah mengenal kita. Ketika mereka tengah dalam risau gundah, senyummu-lah yang mengangkat mereka kembali dari keterpurukan. Ketika rekan kita di jalan panjang dakwah ini mengalami letih, senyummu-lah yang mengobatinya. Ketika rekan dakwah kita tengah goyah, senyummu-lah yang menguatkan. Betapa indah senyum itu.

Itulah mengapa Allah SWT memerintahkan kita untuk saling berwasiat dalam kebaikan dan saling berwasiat dalam kesabaran. Mengapa sabar? Karena istiqamah dalam jalan dakwah bagaikan memegang bara api. Menyakitkan dan sangat berat. Perlu penguat sesama kader dakwah untuk tetap istiqamah di jalan dakwah ini.

Tersenyumlah di jalan dakwah ini! :)

Kamis, 30 Juni 2011

Rohis di Sekolah Tak Picu Radikalisme

TEMPO Interaktif, Jakarta - Hasil survei yang dilakukan Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (LaKIP) menyebutkan, meski ada peningkatan kecenderungan radikalisme di kalangan siswa sekolah menengah, hal itu tidak terkait dengan kegiatan kerohanian Islam (rohis). Menurut Direktur Pelaksana LaKIP Achmad Baedowi, dalam penelitian itu ditemukan jumlah siswa yang mengikuti kegiatan rohis tak sampai 30 persen.

"Sekitar 76,9 persen tidak ikut rohis meski lebih 80 persen sekolah memiliki kegiatan rohis," kata Baedowi di Jakarta, Kamis 28 April 2011. Kegiatan rohis di sekolah menengah sebagian besar juga dibimbing guru agama setempat, sehingga kecil kemungkinan mendapat susupan ajaran dari luar.

Survei LaKIP digelar akhir tahun lalu di 10 wilayah Jabodetabek, yaitu lima kota DKI Jakarta, Kota Depok, Bogor, Tangerang, Tangerang Selatan, dan Bekasi. Penelitian ini melibatkan 590 orang guru sebagai responden dan 993 siswa muslim sekolah menengah pertama (kelas 8 dan 9) serta sekolah menengah atas (kelas 10, 11, 12).

Hasil survei menunjukkan peningkatan kecenderungan radikalisme di kalangan siswa dan guru agama. Ini terlihat dari dukungan siswa dan guru terhadap tokoh-tokoh radikal dan tindakan kekerasan. Temuan memperlihatkan tingkat kesediaan guru untuk terlibat dalam berbagai kekerasan terkait isu agama maupun moral mencapai 28,2 persen. Sedangkan di kalangan siswa mencapai 48,9 persen.

Namun, menurut Baedowi, temuan itu juga menunjukkan kecil kemungkinan radikalisme dipicu oleh kegiatan rohis dan pengajaran agama di sekolah. Porsi pengajaran agama di sebagian besar sekolah kurang dari 24 jam dalam satu minggu. Topik yang diajarkan meliputi akidah, akhlak, tauhid, fikih, dan sebagainya. Bahkan ia menilai sebenarnya pengajaran agama di sekolah gagal secara kognitif.

"Sebab, ketika kita uji siswa tersebut untuk menjawab 10 soal agama bahan ujian, rata-rata nilai siswa ini hanya 3,7," ujarnya. Hal itu mementahkan anggapan bahhwa pengajaran agama di sekolah dan kegiatan rohis menjadi sumber lahirnya bibit-bibit radikalisme di kalangan pelajar.

Dugaan sementara tim peneliti, munculnya kecenderungan radikalisme ini justru dipicu oleh media dan internet. Baedowi mengatakan tindakan terorisme di Tanah Air yang mendapat porsi pemberitaan terus-menerus di media berperan mengenalkan tokoh-tokoh teroris kepada pelajar. Apalagi salah satu pelaku bom bunuh diri di Hotel JW Marriot beberapa waktu lalu adalah pemuda yang baru lulus dari sekolah menengah atas.

http://ksrdki.blogspot.com/2011/06/rohis-di-sekolah-tak-picu-radikalisme.html