Sabtu, 15 Januari 2011

Allahkah Tuhanku..??

Buletin Dakwah Al-Kahfi Edisi 33 Tahun V / 16 Mei 2009 / 20 Jumadil Awal 1430 H.

Terkadang aku tak sanggup untuk mengungkapkan perasaan ini. Aku malu, aku deg-degan, dan terkadang aku sangat bahagia. Waktu yang lalu aku sama sekali tidak mengenal siapa Engkau. Mengacungkan tangan untuk berebut mengatakan “AKU CINTA KAU” sungguh aku tak berminat. Namun, cobalah Engkau bayangkan ternyata sekarang hal itu berbalik. Mungkin aku lebih mencintai Mu dari apapun, dari yang tak nampak sampai yang nampak, dari yang cantik hingga yang buruk, aku mencintai Mu dengan sepenuh jiwa raga ku. Sungguh… aku tak bohong.

“Aduh, Capek deh? Buat apa ingat-ingat terus sama hal yang gak penting”. Seperti itulah yang ku katakan pada sahabatku tentang diri Mu.

Pada suatu hari, tepatnya di panas yang terik aku sempat marah atas kelakuan yang Engkau lakukan, jelas di hari yang panas aku jalan kaki, haus, lapar, dan capek. Coba kalau Engkau ciptakan hari siang itu tanpa panas, mungkin aku tak akan membenci Mu. Sejak hari itu aku sangat membenci siang hari yang panas terik.

Sebelumnya aku menilai Mu sangat egois dan brengsek. Semua kehidupan Engkau yang mengaturnya. Aku tak percaya akan keberadaan Mu. Bahkan aku menyesal kenapa aku dilahirkan dari keluarga yang memiliki status Islam. Nyatanya aku tak mau tahu tentang peran penting Engkau dalam kehidupanku.

Tapi aku sangat berubah sekarang, aku lebih tahu Engkau sangat berharga bagiku. Mungkin Engkau tak mau tahu apa yang telah kulakukan terhadap diri Mu. Buktinya sekarang aku sangat mencintai Mu, namun Engkau tak pernah membahas tentang kejelekan ku di masa lalu. Sungguh Engkau sangat hebat dalam kacamata kehidupanku. Aku menyesal mengapa aku mengenal Mu ketika usia ku cukup senja. Tapi mungkin ini nikmat dan hidayah dari Mu saat mendekati sisa-sisa umurku.

Pertama berkenalan dengan Mu, aku mendadak mendekati mushallah sekolah. Sebenarnya aku tak begitu menyukai tempat itu, namun mungkin Kaulah yang membuat hati ini terdetak sehingga aku melangkah ke rumah Mu. Awalnya aku hanya melirik Mu. Oh ternyata kau bernama Allah. Saat membaca nama mu jelas aku kesulitan sekali.

Aku terlahir dari keluarga yang Islam namun tetap saja aku tak mengenal Mu hingga aku dewasa. Percakapan dengan seorang teman membuat aku ingin tahu akan Kau.

“kau harus tahu kalau Tuhan kita sangat hebat”

“hebat gimana sih? Paling ia gak bisa ngapa-ngapain”

“aku mau ikut pengajian sekolah, untuk lebih mengenal Allah”

“apa! Ikut pengajian? Aku risih banget dengar kata-kata itu. Apa lagi..itu…apa tadi…Al…All..apa tadi?”

“Allah?”

“yah! Itu”

“Eh kamu kenapa sih? Bilang Allah aja gak tahu. Makanya, waktu SMP rajin dong masuk sekolah kalau pelajaran agama”.

Aku paling tidak suka dinasehati. Langkahku mengakhiri pembicaraan itu. Sejak itu aku tak mau melihat wajahnya lagi.

Aku punya kenangan buruk tentang diri Mu. Waktu usiaku 7 tahun, orang tuaku meninggal karena terbakar di dalam rumah. Aku sempat selamat, dan aku mendengar teriakan mereka memanggil Allah…Allah… Sejak saat itu aku membenci diri Mu. Mungkin kau yang membunuh mereka. Aku tak pernah masuk saat pelajaran agama, namun aku bisa lulus dari sekolah karena kakekku adalah orang kaya di kotaku. Semakin konkrit saja aku tidak mengenal Mu.

Waktu masuk SMA lain lagi versinya. Aku harus pandai mengaji, shalat, dan masuk saat pelajaran agama berlangsung. Aku harus melakukan rutinitas yang membosankan itu. Kalau aku tak melakukannya maka aku bisa tak naik kelas lagi. aku masuk sekolah favorit yang jauh dari kakek. Jelas kakek tak bisa membantuku lagi. Maka, mau tidak mau aku harus mau mempelajari diri Mu. Aku hanya pandai membaca Al-qur'an namun sangat terbata-bata sekali, bacaan shalat juga tak begitu ku hafal. Aku sudah menghentikan rutinitas itu sejak umur ku 8 tahun.

“jadi kamu sama sekali gak tahu apa jawaban nomor 1”

“Tidaak bu?”

“masya Allah. Jawabannya begitu muda.mungkin kamu juga gak tahu siapa nama nabinya orang Islam”

“maaf bu…saya lupa dan mungkin tidak mau tahu. Kalau cuma mau tanya tentang agama tolong jangan sama saya. Tanyakan langsung sama ustadz atau siapalah”

“kamu…”

“maaf…permisi”. Aku meninggalkan guru agamaku. Dia marah karena aku selalu mendapatkan nilai nol saat pelajaran agama. “Maaf bu…?”.

Aku tinggal kelas karena nilai agama ku 5. jelas aku protes. Sementara nilai mata pelajaran yang lain tinggi semua, tidak ada yang nilai 7. Jelas aku murid yang pintar di kelasku. Aku mendapat juara 1 saat semester I.

“maaf Aisya..kamu belum bisa naik kelas karena kamu mendapatkan nilai 5 dalam mata pelajaran agama”.

Akhirnya aku merubah segalanya demi kenaikan kelasku. Aku harus mengikuti pengajian di sekolah. Ya saat itulah aku melihat Mu, bertemu dengan Mu, dan pandangan pertama itu membuat aku seolah tersihir dalam imajinasi agama Mu.

Aku mengikuti acara KISS “Kajian Islam Seminggu Sekali”. Aku merasa bosan awalnya. Namun, setelah aku mendapat materi tentang ma'rifatullah aku tersentak hebat. Aku menahan air mata ku selama 2 jam. Setelah itu kamar mandi yang menemani ku dalam penyesalan selama ini. akhirnya aku jatuh pingsan di kamar mandi.

“maafkan hamba ya Allah kalau selama ini hamba tidak mematuhi segala janji hamba. Ya Allah! tolonglah berbalik, jangan lah Engkau memalingkan wajah Mu. Aku ingin memohon maaf atas kekafiran ku selama ini.”. Berdoa dan berdzikir saat shalat magrib, ini lah shalat pertama ku selama 8 tahun aku tingalkan. Nama Aisya yang sempat ingin ku ganti dengan nama Enggel, malah sekarang aku sungguh berterima kasih pada mama yang memberikan nama itu.

Aku selau menangis setiap mendengar azan dan selalu bersegera untuk shalat. Aku takut kalau untuk saat ini aku merasakan hal ini. “ya Allah semoga kau tetap teguhkan hidayah ini padaku, aku tak mau seperti yang lalu, bila aku menyimpang dari nikmat Mu, kumohon ya Allah segeralah azab diri ini agar aku segera tahu kesalahan yang telah di lakukan”.

Aku belajar pakai jilbab, eh…ternyata aku kelihatan lebih cantik. Sungguh rasa syukur atas nikmat Nya tak pernah terhenti. Aku belajar ini semua dari teman satu pengajian. Dalam waktu 3 bulan aku menjadi orang yang lebih baik. Tujuanku berubah sekarang bukan untuk mendapatkan kenaikan kelas, namun aku ingin mendapatkan cinta Allah. Aku takut kalau Allah tak mencintaiku maka Ia akan segera melupakanku dan nikmat ini akan segera Ia cabut. Kumohon ya Allah jangan lakukan itu.

Bacaan Al-qur'an ku belum baik dan bacaan shalatku sudah hampir mendapat nilai 7. namun apa yang terjadi pada ku. Aku mendadak jatuh sakit dan sudah 2 minggu di rumah sakit. Jelas kutahu ini pasti teguran dari Allah. Mungkin aku menyalaartikan semua ini. tapi ku coba meyakinkan pada Nya kalau aku sungguh melakukan ini sermua hanya untuk Nya. Aku menyembungikan semua ini dari keluarga dan sekolah.

Aku tahan penyakit ini semoga Allah memberikan waktu untuk aku memperbaiki shalat dan bacaan Al-qur'an ku. Ternyata penyakitku tak bisa di tahan lagi aku harus oprasi jantung. Uang tabungan dan minta uang dari kampung ternyata tidak cukup. Akhirnya oprasi itu kugagalkan untuk beberapa bulan lagi. mungkin uang yang kutabung beberapa bulan ini bisa untuk biaya oprasi ku.

Aku tak mau kakek, nenek, dan teman-teman mengkhawatirkan ku. Aku baru menyadari ternyata penyakit ini sudah menggerogoti ku sejak SMP. Aku selalu takut ke rumah sakit, jadi nenek hanya kasih obat ramuan biasa. Mungkin aku terlalu letih, pikirnya. Aku masuk sekolah setelah libur 2 Minggu. Banyak teman-teman yang merasa kehilangan akan sosok ku.

“kemana aja sih neng… aku kangen berat ni?”

“ala… bilang aja? Gak ada yang bisa kasih tahu kamu pelajaran bahasa Inggris”

“he…he…kelihatan ya? Emang kamu kemana sih?”

“ada deh”

Tidak hanya teman satu kelas, namun teman pengajian, dan guru juga bertanya tentang raibnya aku 2 Minggu ini.

“kemana aja selama ini”

“maaf bu…saya sakit jadi harus istirahat”

“tapi tolong kasih kabar dong”. Anggukanku sudah dapat membuat marahnya bu' Neni terhenti.

Ternyata aku masih hidup 1 Minggu ini. teman kos ku juga merasa heran mengapa aku sering pingsan. Aku bilang aja kurang enak badan.

“kalau sakit ke dokter dong, biar ku antar?”

Alhamdulillah aku dapat menyimpan rahasia ini. aku berusaha untuk memperbaiki bacaan Al-qur'an ku dan shalat.

Di usia ku yang sudah hampir mati ini aku sempat meraih prestasi buat sekolah. Untuk tahun ini gelar juara 1 LCC masih di tangan sekolahku. Tepatnya pada hari pemberian piala ke kepala sekolah, aku mendengar kabar kalau kucing ku mati di tempat kos.

“manis…mati..” telpon genggamku terjatuh dan Lativa yang berada di samping ku terkejut.

“Aisya..kenapa..”

“jan…jantu..ng..ku saaa…ki…t”. tubuhku terjatuh, saat itu aku berada di depan para peserta upacara bendera. Aku sadarkan diri, namun sudah di rumah sakit. Kuhabiskan cerita akhirku. Ku buka laptop dan kutulis kisahku bersama Mu di dunia ini. Aku akan mengakhiri kisah kita selama 1 bulan ini.

“ya Allah aku sudah tak tahan. Tulisan ini sudah takkkkkkk tampak lagi. jariiiii jemariku sudah tak kuat lagi, mataku ya Allah sudah kaburrrrrrr. Semoga kematian ini awal pertemuan kitaaaaaaaaaa.”

Aku hanya dengar suara beberapa dokter yang sibuk mengambil laptop dari tanganku dan tangisan beberapa orang yang kukenal. Namun aku melambaikan tanganku, kupanggil kakek untuk mengajari ku ucapkan kalimat syahadat. Kalimat yang sangat indah menurutku, tapi sayang aku hanya bisa ucapkan dalam shalatku selama sebulan ini. lafaz “lailaha illallah” yang dapat kuucapkan dan kata AKU CINTA KAU ALLAH.

TIT..TIT…TIT… “detak jantungnya terhenti dok…”


BY : AKHWAT SMILE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar