Jumat, 14 Januari 2011

Saudaraku, Tinggalkanlah Dusta!!

Buletin Dakwah Al-Kahfi Edisi 31 tahun IV / 30 Rabi’ul Awal 1430 H/ 27 Maret 2009

Diantara sebab terbanyak yang menjerumuskan anak Adam ke lembah kemaksiatan adalah mereka tidak menjaga dua hal, yaitu lidah dan kemaluannya. Sehingga Allah SWT berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan? Amat bersarlah kebencian Allah jika kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan.”(QS As Shaf:2). Dan Sabda Rasulullah SAW, “Siapa yang mampu menjaga apa yang ada diantara dua janggutnya dan apa yang ada diantara dua kakinya, maka aku jamin akan masuk surga.”(Bukhari-Muslim). Abdullah bin Mas’ud R.A pernah berkata, “Demi Allah, tidak ada sesuatu yang lebih membutuhkan penjara daripada lidah.”

Kemaksiatan yang ditimbulkan dari kemaluan adalah zina, dan kemaksiatan yang ditimbulkan lisan adalah dusta. Terkadang dengan lisannya, seseorang mengucapkan kata-kata tanpa dipertimbangkan sebelumnya, sehingga menimbulkan fitnah dan kemudharatan yang banyak bagi dirinya dan orang lain. Oleh karena itu, jelaslah bahwa diantara keselamatan seorang hamba Allah tergantung pada penjagaan terhadap kemaluan dan lisannya.

Termasuk penyimpangan yang nyata dan banyak terjadi di masyarakat kita saat ini adalah berdusta, baik dalam ucapan maupun prbuatan, baik menjual maupun membeli, dalam sumpah dan perjanjian. Padahal dusta termasuk hal yang berbahaya, karena termasuk urusan haram yang dapat menjerumuskan pelakunya kedalam neraka. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya dusta itu menuntun pada kekejian, dan kekejian itu menggiring ke neraka. tiada henti-hentinya seseorang itu berdusta dan membiasakan diri dalam berddusta sehingga dicatat disisi Allah sebagai seorang pendusta.” (Bukhari-Muslim). Abu Bakar R.A pernah berkata, ”Janganlah sekali-kali kamu bredusta, karena dusta adalah sumber kemaksiatan dan keduanya di dalam neraka.”

Dusta mempunyai banyak pengaruh buruk, baik bagi si pendusta maupun orang lain. Diantaranya:

  1. Menyebabkan keraguan diantara manusia. Keraguan artinya bimbang dan resah. Ini berarti, seorang pendusta selamanya menjadi sumber keresahan dan keraguan, serta menjatuhkan ketenangan pada orang-orang yang jujur. Dalam sebuah hadits disebutkan, ”Tinggalkanlah yang membuatmu ragu dan ambillah apa yang tidak meragukanmu, karena kejujuran itu adalah ketenangan dan dusta itu adalah keresahan.” (HR. Tirmidzi dan Nasa’i).
  2. Termasuk salah satu sifat orang munafiq. Dalam sebuah hadits dinyatakan, “Ada 4 hal, siapa yang memiliki semuanya maka ia munafiq sejati, dan siapa memiliki salah satu diantaranya, berarti ia mempunyai datu jenis sifat munafiq hingga ia meninggalkannya. yaitu bila diberi amanah dia berkhianat, bila berkata ia berdusta, bila berjanjia ia ingkar dan jika berselisih ia berkata kotor.” (Bukhari-Muslim)
  3. Hilangnya kepercayaan. Sesungguhnya selama dusta menyebar di masyarakat, maka hal itu akan menghilangkan kepercayaan dikalangan umat Muslim, memutuskan jalinan kasih sayang diantara mereka, sehingga menyebabkan tercegahnya kebaikan dan menjadi penghalang sampainya kebaikan kepada orang yang berhak menerimanya.
  4. Memutarbalikkan kebenaran. Diantara pengaruh buruk dusta adalah memutar balikkan kebenaran, membawa brita yang berlainan dengan fakta, lebih-lebih dilakukan dengan tanpa mencari kejelasan atau tabayyun yang disyari’atkan. Hal ini dilakukan karena para pendusta suka merubah kebatilan menjadikebenaran dan kebenaran menjadi kebatilan dalam pandangan manusia. Firman Allah SWT, “...Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yan melampaui batas lagi pendusta.” (QS Al Mukmin:28)
  5. Pengaruh dusta terhadap anggota tubuh. Dusta menjalar dari dari hati ke lidah, maka rusaklah lidah itu, lalu menjalar ke anggota badan, maka rusaklah amal perbuatannya sebagaimana rusaknya lidah dalam berbicara.

Itulah sebagian kecil dari akibat buruk dusta, yang semuanya merupakan akibat yang terasa di dunia, dan di akhirat balasan yang lebih dahsyat lagi dan lebih mengerikan. Jelaslah bahwa para pendusta berjalan diatas jalan yang menuju neraka. Karena dengan berdusta, berarti ia telah membuka jalan berbagai pintu keburukan lainnya.

Untuk itu wahai Saudaraku!! Mari kita perhatikan bahaya dusta dan akibatnya, sehingga kita merasa takut untuk melakukannya. Semoga Allah SWT menganugrahkan kejujuran kepada kita semua, baik dalam ucapan maupun perbuatan. Allahu a’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar