Jumat, 14 Januari 2011

Berpikir Positif

Buletin Dakwah Al-Kahfi Edisi 32 tahun IV / 04 Jumadil Awal 1430H /30 April 2009

Dakwah adalah bagaimana kita membawa diri kita dan orang lain menuju jalan yang haq dan meninggalkan kebathilan. Jadi, dakwah bukan semata-mata hubungan interpersonal saja, tapi juga melibatkan hubungan intrapersonal.

Hubungan intrapersonal adalah hubungan kita dengan pribadi kita sendiri, bagaimana kita berinteraksi dengan fisik dan psikis kita, yaitu fikiran perasaan, sikap dan perilaku kita.

Dalam dakwah, kita mengalami berbagai masalah yang terkadang membuat kita mudah berpikiran negatif terhadap lingkungan kita.

Dampak dari pikiran negatif itu sendiri dapat mengikis kepercayaan diri kita. Karena kerja dakwah adalah kerja yang dilakukan secara jama’i (bersama) maka kita harus selalu berpikir positif. Karena dengan berpikir positif kita dapat merubah suasana hati kita untuk lebih percaya diri dalam menghadapi masalah. Lalu, bagaimana cara berpikir positif ?

  1. Mulai hari dengan semangat baru.

Semangat biasa muncul bila kita memiliki suatu tantangan yang positif. Karena itu ada baiknya sebelum memulai hari esok, malam harinya kita susun dulu target yang akan kita capai esok hari. Seperti planing masa depan gitu...!! Nah, kita harus yakin bahwa planing yang kita buat adalah planing yang positif .

Berarti, kitalah yang memiliki andil besar di dalamnya. Hindari pikiran yang merujuk pada kegagalan dan membuat suasana hati kita cenderung negatif.

  1. Motivasi Diri.

Biasakan membicarakan hal-hal yang positif untuk meneguhkan hati, seperti “Saya mampu melakukannya” atau “Saya bisa mengusahakan untuk yang lebih baik lagi.” Intinya adalah “Saya bisa.” Sadarilah sesungguhnya manusia itu dikaruniai banyak kekuatan. Kekuatan itu terkadang dibungkus dan tanpa sadar dibelenggu oleh diri kita sendiri. Inilah yang terkadang membuat kita berpikir “Saya tidak cukup berarti karena saya tidak memiliki kelebihan apapun yang dapat saya tonjolkan.” Nah, ini namanya kita kufur nikmat. Jika orang yang pesimis berkata, “Masalah ini mungkin selesai, tapi sulit.” Maka kita harus berpikir, “Masalah ini memang sulit, tapi mungkin bisa selesai.”

  1. Hindari membesar-besarkan masalah.

Hindari pikiran yang membesar-besarkan masalah, seperti “Orang itu memang tidak pernah mau mendengar pendapat saya dan selalu menyepelekan saya.” maka rubahlah menjadi, “Kadang saya dan dia berbeda pendapat untuk hal-hal tertentu.” Hal ini membuat pikiran kita gak gampang kusut.

  1. Pikirkan hal yang berlawanan.

Lihat sesuatu yang positif kalau kita berpikir negatif. Contohnya, “Sia-sia saja saya hadir dalam rapat ini, sungguh membosankan.” Nah, pikiran seperti ini kita ganti saja dengan, “Beruntung sekali bisa bertemu dengan si fulan, mungkin ada yang bisa saya bicarakan dengannya.”

Ya, pokoknya kita harus berusaha mencari celah yang positif yang bisa kita raih diantara kejadian yang negatif.

  1. Hindari prediksi negatif.

Bila kita berfikir akan gagal, biasanya perilaku dan tindakan kita pun akan mengarah pada kegagalan. Jangan takut untuk gagal, karena kegagalan itu adalah awal keberhasilan.

  1. Hindari pemikiran bahwa kita tidak dibutuhkan.

Pemikiran seperti ini jangan pernah terbesit di hati kita. Jika kita berpikir bahwa kita tidak di butuhkan, itu akan membuat kita putus asa dan malas. Kita harus berpikiran yang sebaliknya, bahwa kita itu amat sangat dibutuhkan. Jika tidak ada kita, rapat tidak akan jalan. Karena pikiran seperti ini memacu kita untuk semangat dalam berdakwah.

  1. Fokus pada tujuan.

Untuk selalu memiliki harapan yang positif, fokuskan diri pada tiga hal penting, yaitu: tujuan (goal), keinginan yang kuat (will power), dan jalan untuk mencapainya (way power). Allahu a’lam.

Oleh: Zuwanna Anggraini Sinaga ( SMK Asahan )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar